Jakarta, FORTUNE - Ant Group, bagian dari Alibaba Group, telah menjadi salah satu investor PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Namun kini, mereka tak lagi masuk dalam daftar pemegang saham di e-commerce besutan Achmad Zaky tersebut.
Kilas balik ke Agustus 2017, Ant Financial (sekarang Ant Group) memberikan investasi sebesar USS$1,1 miliar kepada Bukalapak. Saat itu, Ant Financial sebagai bagian dari Alibaba Group merupakan investor utama pada putaran pendanaan tersebut.
Sampai dengan 30 September 2024, Ant Group melalui API Investment Limited Hong Kong masih tercatat sebagai pemegang saham di atas 5 persen BUKA, bersama dengan pemegang saham besar lain seperti Archipelago Investment dan PT Kreatif Media Karya (afiliasi Emtek Group).
Akan tetapi, data terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 9 Oktober 2024 menunjukkan, API kini bukan lagi pemegang saham di atas 5 persen BUKA. Padahal, pada 8 Oktober 2024, mereka masih memegang 13,04 persen (13,44 miliar saham), sebagaimana data pada akhir September 2024.
Bersamaan dengan itu, grup konglomerasi media, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) masuk ke dalam daftar pemegang saham di atas 5 persen milik BUKA. Yang mana, kepemilikan saham BUKA oleh EMTK berjumlah 10,68 miliar atau 10,36 persen.
Sebelumnya, Mandiri Sekuritas melaporkan, memang ada transaksi crossing atas 13,4 miliar saham (13 persen) BUKA pada 9 Oktober di pasar negosiasi. Terdapat dua harga pada transaksi itu, yakni Rp250 per saham (atas 3,6 miliar saham) dan Rp120 per saham (atas 9,8 miliar saham).
Mandiri Sekuritas menyatakan, total kepemilikan itu serupa dengan jumlah saham BUKA milik API afiliasi Ant Group. Dus, transaksi itu diproyeksikan sebagai aksi jual atas seluruh saham BUKA milik Ant Group kepada EMTK.
Pihak EMTK dan BUKA pun telah mengumumkan aksi beli saham BUKA oleh EMTK pada 9 Oktober 2024. Jumlah pembeliannya 9,83 miliar saham atau 9,54 persen saham BUKA. Dus, kepemilikan EMTK atas saham BUKA pun meningkat dari 0,82 persen menjadi 10,36 persen.
"Transaksi itu memperkuat keyakinan bahwa BUKA memiliki nilai dari sudut pandang pemegang saham pengendali [EMTK], terutama dari sisi kasnya yang besar, yakni Rp19 triliun," demikian menurut Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer dalam risetnya.
Kendati demikian, ada faktor risiko berupa hasil kinerja yang lemah pada kuartal III 2024, mengingat penutupan vertikal dan ketidakpastian soal arah masa depan setelah mundurnya direktur perseroan.
Selain perihal pengalihan kepemilikan saham, BUKA pun dilanda rumor mengenai peluang akuisisi oleh Temu, aplikasi e-commerce asal Cina. Namun, perseroan telah membantah kabar tersebut.
Pada Jumat (11/10) sore, saham BUKA menguat 5,43 persen ke harga Rp136. Selama seminggu ini, harga BUKA sudah melejit 18,26 persen.