Jakarta, FORTUNE - Saham PT MD Pictures Tbk (FILM) menari-nari bersama dengan larisnya film KKN di Desa Penari (2022). Hari ini (27/5) saja, FILM menguat 1,89 persen sepanjang perdagangan.
Berdasarkan data RTI Business, FILM bergerak di kisaran 1.580 hingga 1.665 hari ini. Volume saham beredar mencapai 21,58 juta; dengan nilai transaksi sejumlah Rp25,25 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya mencapai 2.576 kali.
PER atau price earning ratio saham emiten rumah produksi itu mencapai 361,62. Untuk kapitalisasi pasarnya sendiri telah menembus Rp15,41 triliun.
Dalam sebulan terakhir, saham FILM bahkan menguat 22,26 persen. Sementara selama enam bulan belakangan, harga saham emiten itu meroket 153,13 persen.
Lantas, apa saja bahan bakar di balik melesatnya harga saham FILM?
Laba MD Pictures yang diproyeksi naik
Laris-manisnya film yang mengisahkan pengalaman horor sekelompok mahasiswa yang menjalani Kuliah Kerja Nyata itu menjadi salah satu penyokong utama laju saham. Hingga Jumat ini, film itu sudah ditonton oleh 8.37 juta orang
Direktur MD Pictures, Priyadarshi Anand saja mengestimasikan kalau KKN di Desa Penari berkontribusi 25 persen terhadap bottom line perseroan. Lebih lanjut, perseroan pun memproyeksikan kenaikan laba bersih sebesar 20–25 persen.
Pemulihan pendapatan bioskop FILM
Kendati demikian, Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Farras Farhan memproyeksikan, pendapatan FILM dari bioskop bakal membaik tahun ini. Bahkan bisa melampaui Rp58 miliar. Sebab, dua dari tiga film yang MD luncurkan tahun ini sudah disaksikan lebih dari 1 juta orang.
“Kami memproyeksikan FILM akan mencatat penjualan film, OTT ataupun bioskop, sebesar Rp352 miliar pada tahun ini, bertumbuh 50 persen (YoY),” katanya dalam riset, dilansir Jumat.
Prospek segmen OTT kian baik
Ketiga, MD Pictures optimistis dengan prospek segmen OTT (over the top) dan bioskop pada tahun ini. Apalagi, perseroan punya target untuk merilis 12 hingga 15 judul film; serta lima hingga tujuh tayangan untuk OTT.
Pada 2021 saja, FILM mengantongi pendapatan Rp219,3 miliar berkat platform OTT. Itu lebih tinggi ketimbang pendapatan dari film di bioskop yang hanya berkontribusi 8 persen atau Rp20,4 miliar.
Artinya, FILM berpeluang memomenitasi tayangan di OTT lebih dari film layar lebar. Menurut data perseroan, empat platform OTT saja telah berkontribusi lebih dari 80 persen dari seluruh langganan video on demand MD Pictures. Dengan detail, Disney+ Hotstar 2,5 juta langganan; Viu 1,5 juta; Vidio 1,1 juta; dan Netflic 0,85 juta.
Terlebih, MD Pictures telah menjalin kontrak lisensi jangka panjang dengan platform-platform itu. Ditambah dengan MAXstream, iflix, MOX, serta iTunes.