Saham Naik 392% Sejak IPO, Intip Kinerja Barito Renewables

Bagaimana kinerja Barito Renewables Energy (BREN)?

Saham Naik 392% Sejak IPO, Intip Kinerja Barito Renewables
ilustrasi perusahaan Barito Pacific (dok.Barito Pacific)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) telah meroket 392,30 persen sejak IPO pada Senin (9/10). 

Berdasarkan data IDX Mobile, saham BREN terus menguat sejak awal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari harga penawaran Rp780 hingga ke level Rp3.840 per Rabu pukul 15.15 WIB. Untuk beberapa hari berturut-turut, bahkan BREN terus mencapai ARA (auto reject atas). Kapitalisasi pasarnya saja telah mencapai Rp513,8 triliun.

Sepanjang perdagangan hari ini, saham BREN sudah mencatatkan volume transaksi 293 juta saham, dengan nilai transaksi Rp1,13 triliun, serta frekuensi transaksi 108.000 kali.

Menurut Head of Research Center Mirae Asset Sekuritas, Roger MM, tingginya minat terhadap saham BREN dilandasi oleh nilai emisi IPO perseroan yang hanya Rp3 triliun.

"Investor suka saham-saham seperti ini. Kalau valuasi IPO Rp10 triliun, investor sulit untuk menyerap, seperti GOTO dan BUKA [Rp10 triliun], tapi BREN Rp3 triliun, mudah diserap, wajar bisa ARA berkali-kali," jelasnya kepada pers di Mirae Asset Sekuritas Sage Club, Pacific Century Place, dikutip Rabu (18/10).

Kinerja keuangan Barito Renewables Energy

Di balik pergerakan saham yang kuat sejak masuk bursa, bagaimana kinerja keuangan BREN?

Berdasarkan data ikhtisar keuangan penting dalam prospektus IPO, BREN membukukan pendapatan senilai US$569,78 juta pada 2022. Angka itu naik sebesar 6,03 persen (YoY) dibandingkan pada 2021, yang mencapai US$537,36 juta. Pada kuartal pertama 2023, pendapatan perseroan telah berjumlah US$147,08 juta, bertumbuh 10,04 persen (YoY) dari US$133,65 juta.

Dari segi laba bersih pun, Barito Renewables Energy terus membukukan kenaikan. Pada 2022, laba bersihnya meningkat 5,84 persen (YoY) dari US$86,09 juta menjadi US$91,12 juta. Laba bersih pada kuartal pertama 2023 pun melonjak 30,94 persen (YoY) menjadi US$29,24 juta, dari sebelumnya US$22,33 juta.

Sementara itu, laba bersih per sahamnya secara tahunan sejak 2020 berfluktuasi. Masing-masing senilai: US$7,64 (2020), US$10,33 (2021), US$0,06 (2022). Sementara di kuartal pertama 2023, laba bersih per sahamnya adalah US$0,00023, turun dari US$2,67 pada periode serupa di tahun sebelumnya.

Total aset BREN adalah US$3,47 miliar per kuartal pertama 2023, naik dari US$3,39 miliar di periode serupa tahun lalu. Sementara itu, ekuitasnya berjumlah US$474,29 juta per tiga bulan pertama tahun ini.

Persentase rasio pertumbuhan terhadap pendapatan BREN adalah 10,05 persen pada triwulan pertama 2023, lebih tinggi dari periode serupa pada 2022 yang hanya 5,41 persen. Sementara, rasionya terhadap beban dan EBITDA masing-masing 17,72 persen dan 16,09 persen.

Untuk rasio profitabilitas laba periode per tahun berjalan, yakni:

  • Terhadap pendapatan: 26,97 persen.
  • Terhadap jumlah ekuitas: 8,36 persen.
  • Terhadap jumlah aset: 1,14 persen.

Adapun, ikhtisar data keuangan penting periode kuartal 2022 dalam propektus berstatus tidak diaudit. Perhitungan rasio pertumbuhan pun menggunakan angka kuartal yang tak disetahunkan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil