Jakarta, FORTUNE – Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) melemah pada perdagangan Jumat (22/4), setelah pengumuman dividen jumbo—tertinggi sepanjang sejarah perseroan.
Sepanjang 2022, saham SRTG telah menguat 18,03 persen. Namun, hari ini, SRTG terpantau berada di zona merah setelah melemah 2,44 persen ke level 3.600. Harga saham perusahaan yang terafiliasi dengan Sandiaga Uno ini bergerak di rentang 3.510 hingga 3.720 sepanjang hari ini.
Volume saham beredar SRTG mencapai 18,42 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp66,26 miliar. Saham emiten raksasa itu diperdagangkan sebanyak 8.085 kali hari ini. Per Jumat sore, kapitalisasi pasarnya berjumlah Rp48,83 triliun.
Sebelumnya, SRTG mengumumkan pembagian dividen 2021 berjumlah Rp814 miliar pada RUPST, Kamis (21/4). Total nominal itu diklaim sebagai rekor tertinggi pembagian dividen.
Kenaikan dividen final 173%
Sedikit catatan, pada 2020, total dividen SRTG hanya Rp298 miliar. Artinya, dividen final SRT melonjak sebesar 173 persen dari tahun lalu ke 2021.
“Dibanding 2020, pembagian dividen kami (pada 2021) mengalami kenaikan yang cukup tinggi,” ujar Direktur Investasi SRTG, Devin Wirawan dalam gelaran RUPST SRTG, dikutip Jumat (22/4).
Sebab, emiten itu mencetak rekor laba bersih terbesar sepanjang masa. Laba bersih perseroan meroket 182 persen dari Rp8,82 triliun menjadi Rp24,89 triliun pada 2021.
Katalis pertumbuhan SRTG
SRTG juga menutup 2021 dengan Net Asset Value (NAV) terbesar sepanjang masa, mencapai Rp56,3 triliun. Itu melonjak 78 persen dibanding dengan NAV pada 2020, yakni Rp31,7 triliun.
Portfolio investasi SRTG memainkan peran penting. Kontributor terbesar di balik pertumbuhan di antaranya berasal dari lonjakan harga saham TBIG, MDKA, ADRO, dan MPMX yang belum direalisasikan.
Berkat investasi di emiten tersebut, SRTG membukukan penghasilan dividen senilai RP1,65 triliun; melonjak 120 persen dibandingkan 2020 yang hanya mencapai Rp750 miliar. Kontribusi terbesar datang dari ADRO, MPMX, dan TBIG.