Jakarta, FORTUNE - Saham emiten teknologi PT WIR ASIA Tbk (WIRG) melonjak 278,32 persen (+629 poin) sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (4/4) pekan lalu. Kenaikan itu terjadi setelah WIRG mencapai batas ARA (Auto Rejection Atas) berulang kali.
Sepanjang perdagangan Selasa (12/4), harga saham WIRG menguat 24,82 persen. Dengan pergerakan di rentang 765–855, saham milik emiten pengembang metaverse itu diperdagangkan sebanyak 25.004 kali.
Per hari ini, price to earning (PER) WIRG telah menyentuh 1.042,68. Sementara jumlah saham beredar WIRG mencapai 195,28 juta dengan nilai transaksi Rp165,52 miliar. Demikian menurut data RTI Business.
Dibandingkan dengan harga penawaran IPO Rp168 per lembar, saham WIRG sudah melonjak 408 persen. Dus, kapitalisasi pasar emiten itu sudah capai Rp10,19 triliun.
WIRG menjalankan usaha sejak 2009, dengan fokus menggarap teknologi realita digital, seperti Augmented Reality (AR), kecerdasan artifisial (AI), dan Virtual Reality (VR). Pada 2015, perseroan melakukan ekspansi ke bisnis media atauiklan.
Hingga Juli 2021, WIRG mencatatkan pendapatan senilai Rp348 miliar; meningkat dari Rp278,3 miliar dibanding periode serupa setahun sebelumnya.
Saham WIRG masuk UMA
Seiring lonjakan harga WIRG lebih dari sepekan belakangan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) pun mengumumkan kenaikan harga saham di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Namun demikian, ini tak berarti WIR ASIA melanggar peraturan undang-undang di bidang pasar modal.
"Kami saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," ujar BEI dalam keterangannya.
Oleh karena itu, BEI mengharapkan investor untuk melakukan hal berikut:
- Memerhatikan jawaban perseroan atas permintaan konfirmasi bursa.
- Mencermati kinerja perseroan dan keterbukaan informasinya.
- Mengkaji kembali rencana aksi korporasi jika belum memperoleh persetujuan RUPS.
- Mempertimbangkan sejumlah kemungkinan yang bisa timbul di kemudian hari, sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Penjelasan WIRG
Menanggapi permintaan konfirmasi bursa, WIR ASIA mengatakan tak mengetahui fakta material atau informasi yang bisa memengaruhi nilai efek perseroan. Tak ada pula informasi yang belum disampaikan kepada publik, yang bisa pengaruhi nilai sahamnya.
“Perseroan sampai saat ini tak memiliki informasi terkait kebenaran/ketidakbenaran atas sebagian/seluruh dari informasi yang beredar sebagai rumor atau yang berada di media massa,” tulis Corporate Secretary WIRG, Ira Yuanita.