Jakarta, FORTUNE - PT Satu Visi Putra Tbk (VISI) baru saja mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia, Selasa (27/2). Di awal perdagangan, sahamnya melesat 31,66 persen ke Rp158 dari harga penawaran, Rp120.
Pada pukul 11.03 WIB, harga sahamnya masih berada di zona hijau, dengan kenaikan sebesar 23,33 persen ke harga Rp148 per saham. Kapitalisasi pasarnya pun berjumlah Rp455,1 miliar.
Data IDX Mobile menunjukkan, volume transaksi atas VISI mencapai 662 juta saham. Sementara itu, nilai transaksinya berjumlah Rp95,3 miliar dengan frekuensi transaksi 61.600 kali.
Dalam penawaran umum, emiten di bidang perdagangan besar untuk bahan periklanan dan percetakan itu melepas 615 juta saham atau 20,00 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Berdasarkan sistem e-IPO, perseroan membukukan kelebihan permintaan (oversubscribed) 210,07 kali. Ada 30.235 pihak pemesan VISI, yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia dan 8 mancanegara. 30.219 pihak merupakan investor individu, sedangkan 16 lainnya institusi.
Rencana setelah IPO VISI
Dengan harga penawaran umum final, Rp120 per saham, perseroan menghimpun dana segar senilai Rp73,80 miliar. Menurut Direktur Utama VISI, David Dwiputra, aksi IPO bakal memperkuat dan memperluas jangkauan perseroan terhadap pasar potensial.
Oleh karena itu, dana IPO akan perseroan gunakan untuk kebutuhan berikut ini:
- 3,49 persen untuk membeli armada pengangkutan yang akan dilakukan dengan pihak ketiga dan direncanakan dilakukan pada kuartal II 2024, yang terdiri dari:
- 1 unit mobil HINO/Ranger FL 280 JW Euro 4.
- 3 unit mobil HINO/Dutro 136 HDX 6.8 Euro 4.
- Sisanya akan perseroan gunakan sebagai modal kerja, termasuk untuk pembelian barang dagang berupa banner, karena kebutuhan akan barang itu meningkat. Segmen ini juga berkontribusi paling besar terhadap penjualan VISI.
Adapun, Satu Visi Putra membukukan penjualan sebesar Rp256,22 miliar per 31 Agustus 2023, naik 22,69 persen (YoY) dari Rp208,83 miliar pada periode serupa di 2022.
Laba tahun berjalannya pun bertumbuh 101,98 persen (YoY) dari Rp10,09 miliar menjadi Rp20,38 miliar per 31 Agustus 2023. Dengan laba per saham sebesar Rp8 pada periode yang sama, naik dua kali lipat dari Rp4 setahun sebelumnya.
