Jakarta, FORTUNE - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melejit selama perdagangan Selasa (23/7), seminggu jelang pengumuman kinerja kuartal II 2024.
Dikutip dari IDX Mobile, harga GOTO naik 7,84 persen ke Rp55 per saham pada pukul 16.31 WIB. Sepanjang hari, GOTO bahkan sempat menyentuh harga Rp58, yang berarti meroket 13,73 persen dari harga penutupan pada Senin (22/7), yakni Rp51.
Volume transaksinya berjumlah 12,6 miliar saham, dengan nilai transaksi Rp693 miliar, dan frekuensi transaksi 36.200 kali.
Penguatan mulai kemarin ini merupakan yang pertama setidaknya dalam tiga pekan terakhir, setelah harga GOTO menyentuh level Rp50-an.
Dalam sepekan dan sebulan terakhir, saham GOTO pun tercatat naik masing-masing 10,00 persen dan 7,84 persen.
Sentimen saham GOTO: rilis kinerja dan pembelian oleh asing
Salah satu sentimen yang mempengaruhi penguatan GOTO hari ini adalah rilis kinerja yang akan perseroan lakukan pada Selasa (30/7).
Selain itu, ada pula sentimen dari aksi pembelian oleh sejumlah investor institusi yang membidik saham GOTO. Salah satunya, BlackRock.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI) mencatat, BlackRock membeli 69,51 juta saham GOTO kemarin. Dus, lembaga investasi raksasa itu kini memegang setidaknya 26,09 miliar saham GOTO.
Di luar BlackRock, selama periode 12–19 Juli 2024, ada 5 investor internasional dan lokal yang ikut melakukan aksi beli atas GOTO, yakni: Fidelity International Limited LTd (144,3 juta saham); Mitsubishi Motors Corp (60,7 juta saham); Crédit Agricole Group (58,3 juta saham); Indo Premier Securities (52,6 juta saham); dan Credit Suisse Group AG (32,5 juta saham).
Menurut Senior Investment Information MASI, Nafan Aji Gusta Utama, dengan adanya aksi pembelian itu, berarti ada smart money yang mengalir masuk ke Grup GoTo. Namun, apakah hal itu akan bertahan lama?
"Smart money kan bisa masuk atau keluar," kata Nafan. "Nanti kami akan cermati dinamika laporan keuangan kuartal II."
Lebih lanjut, ia menilai, semestinya kinerja emiten, termasuk GOTO, meningkat pada kuartal II 2024. Sebab, perseroan berpeluang beroleh manfaat dari peningkatan GTV (gross transaction value) dan GMV (gross merchandise value) dengan proyeksi kenaikan kinerja pada triwulan II 2024.
"Aktivitas konsumsi biasanya kalau di kuartal II itu berada di puncaknya ya, PDB kuartal II itu selalu berada di titik tertinggi juga dibanding kuartal I, III, atau IV. Karena ada momentum dari periode ramadan dan lebaran," jelas Nafan. "Belum lagi ditambah pengeluaran pemerintah karena pemilu."