Jakarta, FORTUNE - Emiten bagian dari PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) setuju untuk membagi dividen senilai Rp141 per saham pada tahun buku 2022. Lebih tinggi 10 persen dari tahun lalu.
Sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (30/5), rasio dividen PGAS setara 70 persen dari laba bersih 2022, yang mencapai US$326,2 juta. “[Keputusan dividen] Ini sudah kami perhitungkan dengan liability management yang kami lajukan dan melihat free cash flow. Kami lihat pembagian dividen ini masih memberikan ruang pengembangan investasi dan modal kerja,” ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perusahaan Gas Negara, Fadjar Harianto Widodo saat paparan publik hari ini.
Adapun, pada 2022, PGAS mencatatkan pendapatan senilai US$3,6 miliar. Laba brutonya berjumlah US$780,5 juta, sedangkan laba operasinya US$592,2 juta.
Kinerja kuartal pertama 2023
Pendapatan Perusahaan Gas Negara di kuartal pertama 2023 bertumbuh dari US$836,92 juta menjadi US$933,75 juta. Pendapatan terbesar berasal dari segmen niaga dan transmisi, yakni senilai US$763,29 juta. Disusul oleh segmen eksplorasi dan produksi migas senilai US$129,45 juta dan segmen operasi lain dengan pendapatan US$130,38 juta.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatannya pun melesat dari US$650,83 juta menjadi US$756,90 juta. Dus, laba brutonya terkoreksi dari US$186,08 juta menjadi US$176,84 juta. Begitu juga dengan laba operasi yang menurun dari US$154,29 juta menjadi US$139,26 juta. Laba tahun berjalan PGAS juga terkoreksi menjadi US$118,12 juta, dari sebelumnya US$139,69 juta. Itu juga membuat laba bersih perseroan di kuartal pertama tahun ini melemah dari US$118,54 juta menjadi US$86,03 juta.
Bagaimana dengan laba bersih per saham? Menurun tipis dari US$0,005 menjadi US$0,004.
Pada Selasa ini, saham PGAS tercatat menguat 2,84 persen di harga Rp1.450, setelah bergerak di kisaran Rp1.355 sampai dengan Rp1.465.