Jakarta, FORTUNE - Emiten pertambangan bijih nikel, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham. Perseroan menyiapkan dana maksimal Rp400 miliar.
Sumber dana yang bakal perseroan gunakan untuk pembelian kembali berasal dari dana internal, bukan dana hasil penawaran umum ataupun pinjaman dalam bentuk apa pun.
"Sehubungan dengan rencana untuk melakukan buyback saham, perseroan bermaksud meminta persetujuan dari para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)," demikian NCKL dalam prospektus, "yang akan diselenggarakan pada Kamis, 27 Juni 2024."
Dalam dokumen itu, perseroan juga menyatakan, pelaksanaan pembelian kembali saham tidak akan memengaruhi kegiatan usaha dan operasional NCKL. Sebab, perseroan mengaku telah memiliki modal kerja yang cukup baik untuk menjalankan aktivitas usahanya.
Pembelian kembali saham itu akan dilakukan paling lama 12 bulan sejak rencana tersebut disetujui. Aksi tersebut dilakukan dengan menimbang harga pasar saham perseroan yang belum mencerminkan nilai perseroan sesungguhnya, walaupun kinerja terhitung baik.
Sepanjang 2023, Trimegah Bangun Persada mencetak laba Rp7,06 triliun, melonjak 54,0 persen (YoY) dari Rp4,58 triliun pada 2022. Bersama dengan itu, beban pokok penjualannya pun melejit 218,4 persen (YoY) dari Rp4,89 triliun.
Namun, laba kotor perseroan tetap meroket 77 persen (YoY) dari Rp4,67 triliun pada 2022, menjadi Rp8,27 triliun pada 2023. Begitu juga dengan laba usaha yang bertumbuh 76,3 persen (YoY) menjadi Rp7,02 triliun, dari Rp3,98 triliun pada 2022.
Laba per sahamnya juga naik dari Rp84,70 menjadi Rp92,39.
Pada akhir perdagangan Rabu (22/5), saham NCKL menguat 3,38 persen ke Rp1.070, setelah dibuka melemah 1,93 persen pada pagi tadi. Volume transaksinya mencapai 43,0 juta saham, dengan nilai transaksi Rp45,0 miliar, serta frekuensi transaksi 2.850 kali.
Selama sepekan terakhir, saham NCKL telah naik 3,38 persen. Sementara itu, secara berturut-turut NCKL menguat 12,04 persen (tujuh hari terakhir) dan 10,88 persen (satu bulan terakhir). Begitu pula dalam tiga bulan belakangan ini, dengan lonjakan 22,29 persen.