Jakarta, FORTUNE - Emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, menambah suntikan modal senilai Rp1,62 triliun kepada anak usaha dalam bidang pusat data (Data Center), PT Telkom Data Ekosistem (TDE).
Telkom Indonesia melaksanakan aksi penambahan modal melalui penyertaan modal pada 4 Juni 2024 untuk pembangunan lanjutan hyperscale data center (HDC) Cikarang dengan kapasitas IT load tambahan sebesar 18 megawatt (MW).
Alasan dan tujuan dari langkah itu adalah memperkuat bisnis pusat data milik TDE, "Sehingga TDE dapat menjadi market leader untuk bisnis pusat data, khususnya di Indonesia, melalui ekspansi kapasitas pusat data TDE di [pasar] domestik," kata PGS VP Investor Relations, Andri Herawan Sasoko, melalui keterbukaan informasi, dikutip Jumat (7/6).
Selain itu, transaksi tersebut akan mendukung rencana untuk membuka bisnis pusat data perseroan ke depan, sehingga bisa memberi nilai paling optimal bagi TLKM.
Pada Jumat pukul 13.11 WIB, saham TLKM menguat 0,33 persen ke harga Rp3.060 per saham.
Dikutip dari aplikasi IDX Mobile, volume transaksinya mencapai 28,3 juta saham, dengan nilai transaksi Rp87,2 miliar, dan frekuensi transaksi 6.380 kali.
Telkom-Singtel perkuat konektivitas pusat data Singapura dan Batam
Sebelumnya, entitas anak Grup Telkom lainnya, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin), menandatangani Nota Kesepahaman dengan Singtel, guna mengembangkan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) baru yang menghubungkan Singapura dan Batam, Indonesia.
"Kabel bawah laut INSICA akan memenuhi kebutuhan penting untuk interkonektivitas pusat data di antara lokasi-lokasi strategis utama ini,” kata Chief Executive Officer Telin, Budi Satria Dharma Purba, dalam keterangannya.
SKKL merupakan bagian dari Konsorsium INSICA (Indonesia Singapore Cable System). INSICA bakal menghadirkan kabel bawah laut berupa 24-pasangan serat optik dan dua jalur kabel darat yang beragam, sehingga dapat menawarkan kapasitas maksimal 20 terabita per detik per pasangan serat optik.
Sistem kabel INSICA yang membentang 100 km akan menyokong lonjakan lalu lintas telekomunikasi pusat data antara Singapura dan Batam, dan diproyeksikan mulai beroperasi pada kuartal IV-2026.
Vice President of Digital Infrastructure & Services Singtel, Seng Keat Ooi, mengatakan, "Dengan sistem kabel ini, kami dapat meningkatkan konektivitas antara kedua negara untuk mendukung beban kerja AI dengan higher power density yang intensif dari enterprises dan perusahaan cloud."