Tembus ATH Baru di 7.900, IHSG Dibayangi Aksi Profit Taking

Waspada akan risiko profit taking IHSG.

Tembus ATH Baru di 7.900, IHSG Dibayangi Aksi Profit Taking
IHSG terkoreksi. (Shutterstock/Triawanda Tirta Aditya)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • IHSG masih dibayangi risiko profit taking setelah mencatatkan rekor tertinggi baru kemarin.
  • Pergerakan IHSG ditopang oleh euforia pemangkasan suku bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia.
  • Saham-saham sensitif terhadap suku bunga, khususnya saham-saham emiten bank, terindikasi overbought.

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diprediksi masih dibayangi oleh risiko profit taking, Jumat (20/9), setelah mencatatkan rekor tertinggi (all time high) baru kemarin.

Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan, pergerakan IHSG ditopang oleh euforia pemangkasan suku bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia sepanjang pekan ini. Oleh karena itu, IHSG berhasil menembus level 7.900 pada Kamis (19/9). Volume dan nilai transaksi yang masih besar mengindikasikan masih adanya akumulasi beli.

Akan tetapi, saham-saham  yang sensitif terhadap suku bunga, khususnya saham-saham emiten bank, terindikasi overbought. Valdy menilai, hal tersebut menunjukkan bahwa laju IHSG beberapa hari ke depan diikuti oleh potensi profit taking dari investor.

"Untuk perdagangan Jumat, IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang support 7.860 sampai dengan resisten 7.920," kata Valdy dalam riset hariannya.

Adapun, sentimen terkait kebijakan moneter belum selesai. Bank sentral Jepang dan Tiongkok dijadwalkan mengumumkan suku bunga terbaru pada hari ini. Keduanya diperkirakan menahan suku bunga acuan dalam pertemuan bulan ini.

Di tengah sentimen moneter tersebut, Phintraco Sekuritas menyoroti daftar saham berikut ini: BRPT, BRMS, ULTJ, EXCL, dan TOWR.

Secara teknikal, BRI Danareksa Sekuritas menjelaskan, IHSG mulai menembus 7.835 dan berpotensi melanjutkan penguatan ke area 8.000. "Support sementara yang perlu diperhatikan adalah level 7.726," demikian menurut tim riset BRI Danareksa Sekuritas.

Menurut BRI Danareksa Sekuritas, keputusan BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menguntungkan bank-bank dengan kenaikan CoF terbesar, yakni BBRI dan BBNI. Lebih lanjut, hal itu membuat persaingan untuk mendapatkan pinjaman berkualitas tinggi masih akan berlanjut di 2025. Dus, itu juga akan berdampak positif terhadap bank-bank dengan pinjaman yang suku bunganya tetap lebih tinggi seperti BBRI, BRIS, dan BBCA.

"Kami mempertahankan peringkat Overweight pada sektor perbankan dengan BBCA sebagai pilihan utama kami, sementara
BBRI dan BBNI dapat menjadi penerima manfaat penurunan suku bunga," tulis BRI Danareksa Sekuritas lagi. 

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

12 Tahun Dijual, Rumah Mewah Michael Jordan di Chicago Akhirnya Laku
Isak Tangis Sri Mulyani di Banggar DPR Usai Sepakati RUU APBN 2025
OnlyFans Cetak Rekor Pendapatan, Capai US$6,6 Miliar di 2023
Bunga Acuan Turun, BI Proyeksikan Kredit Bank Tumbuh 12%
Perbedaan Istana Garuda dan Istana Negara IKN, Jangan Keliru
TikTok Ungkap 4 Jenis Konsumen, Penjual Harus Paham