TOWR Caplok 90% Saham STP, Untuk Apa?

Lewat Protelindo, TOWR mengakuisisi saham STP dari 14 pihak.

TOWR Caplok 90% Saham STP, Untuk Apa?
Ilustrasi menara. (Shutterstock/ShutterOK)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencaplok hampir 90 persen saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (STP) dari belasan pemilik sebelumnya, Sabtu (4/9). Namun, perusahaan baru mengumumkan aksi korporasi itu dua hari setelahnya.

Dari laporan keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) terlihat bahwa pengambilalihan saham itu dilakukan oleh anak usaha TOWR, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) terhadap 14 pihak.

“Akuisisi ini sepenuhnya selaras dengan strategi ‘Bangun, Beli, dan Pengembalian’ Protelindo dan leverage kami saat ini sebesar 2,2 kali utang bersih/EBITDA di tengah lingkungan suku bunga rendah memberikan motivasi dan dukungan lebih lanjut untuk transaksi tersebut,” ujar Presiden Direktur Protelindo, Ferdinandus Aming Santoso, dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (7/9). 

Apa saja yang mesti Anda ketahui dari kabar akuisisi saham STP oleh TOWR? Mari simak rangkuman informasi berikut.

1. Proses Akuisisi Saham Dilakukan Lewat Lelang

Berdasar laporan TOWR dan Protelindo, rencana pengambilalihan saham STP dilakukan lewat proses lelang. Setelah mengikuti proses penawaran kompetitif selama empat bulan, Protelindo memenangkan lelang itu dan menjadi penawar pilihan.

“Penyelesaian dari Rencana Pengambilalihan Saham ini masih bergantung pada pemenuhan persyaratan kewajiban oleh para pihak yang sebagaimana diatur dalam PJB,” tulis TOWR dalam laporannya ke BEI.

2. Para Penjual yang Sahamnya Diambil Alih oleh TOWR

Dalam proses lelang tersebut, TOWR melalui Protelindo mengakuisisi saham miliki 14 pihak, terdiri dari:

- PT Kharisma Indah Ekaprima.

- Cahaya Anugerah Nusantara Holdings Limited.

- Pioneering Networks Investments.

- Fajarindo Nusantara Holdings.

- Perdana Indonesia Holdings.

- Uniperkasa Indonesia Investments.

- Nusantara Connectivity Ventures.

- Puncak Pratama Holdings Limited.

- Clearwater Insight Investments.

- Tumbuh Abadi Holdings Limited.

- Sentral Nusantara Holdings Limited.

- Great Archipelago Capital.

- Evergreen Digital Capital.

- Towering Heights Investments Limited.

Dalam transaksi tersebut, Protelindo menunjuk Redpeak Advisers sebagai penasihat keuangan eksklusif serta Duane Morris dan Makes & Partners sebagai penasihat hukum.

3. Tujuan Akuisisi Saham STP oleh Protelindo

Akuisisi hampir 90 persen saham itu bertujuan sebagai pengembangan usaha Protelindo dan TOWR, sekaligus memperluas jaringan usaha. Target akhirnya ialah memperkuat posisi perusahaan sebagai pemilik dan pengelola menara independen untuk melayani operator telekomunikasi di Indonesia.

Berkat transaksi itu, kini Protelindo memiliki lebih dari 28.000 menara dengan hampir 53.000 penyewa. Perusahaan mengklaim, rasio penyewanya hampir 1,9 kali.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Prabowo Ingin Memastikan Danantara Sesuai Aturan yang Berlaku
Viral Pertamax Diduga Sebabkan Kerusakan Mesin, Pertamina Minta Maaf
Nike dan Adidas Kehilangan Dominasi di Sepatu Lari
Menteri Perindustrian RI Tolak Proposal Investasi Apple US$100 Juta
MR. DIY Indonesia IPO Desember, Harga Rp1.650–Rp1.870
Unilever Resmi Jual Bisnis Es Krim ke Magnum Rp7 Triliun