Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diperkirakan melemah pada Senin (13/1), setelah ditutup naik 0,34 persen di level 7.088,86 (10/1).
Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menjelaskan IHSG bergerak tipis di bawah resisten terdekatnya di level 7.129 pada Jumat dan dapat mengalami koreksi pendek untuk hari ini. "Pada akhirnya, penembusan di atas level tersebut akan membuka jalan bagi IHSG untuk melanjutkan tren naik menuju level 7.216," kata Ivan dalam riset hariannya.
Adapun, level support IHSG berada di 6.993, 6.931, dan 6.875, sementara level resistennya di 7.129, 7.216, 7.301, dan 7.402. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral.
Binaartha Sekuritas memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di antara level 7.055 dan 7.100. Daftar saham pilihannya adalah GOTO, ICBP, ITMG, TKIM, dan UNTR.
Di lain sisi, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG hari ini melaju di antara support 7.050, pivot 7.100, dan resisten di 7.150.
Indeks-indeks Wall Street melemah lebih dari 1,5 persen pada Jumat (10/1). Pelemahan ini merespon data ketenagakerjaan yang kuat dari Amerika Serikat (AS), yaitu U.S. Non-Farm Payrolls naik ke 256.000 di Desember 2024 dari 212.000 di November 2024 dan U.S. Unemployment Rate yang menurun ke 4,1 persen di Desember 2024 dari 4,2 persen di November 2024.
"Data-data ini diyakini pasar memvalidasi arah kebijakan less-aggressive the Fed di tahun 2025," kata Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan dala. risetnya.
Data tersebut memicu lonjakan U.S. 10-year bond yield ke 4,763 persen (+0,082 persen). Kondisi ini diyakini dapat memicu peningkatan kembali capital outflow dari pasar modal Indonesia. Dengan demikian, Valdy meminta agar pasar mewaspadai potensi IHSG mengalami pullback lagi ke kisaran 7.050–7000, khususnya di awal pekan.
Ia juga menilai rupiah mungkin akan sedikit tertopang oleh pengaruh dari keputusan People's Bank of China (PBOC) untuk menghentikan sementara pembelian treasury bond. "Hal ini dinilai sebagai upaya untuk mendorong penguatan nilai tukar yuan terhadap dolar AS. Salah satu dampaknya adalah pelemahan USD Index," catat Valdy.
Dari dalam negeri, penjualan ritel tumbuh 0,9 persen (YoY) di Desember 2025, lebih rendah dari 1,5 persen (YoY) di November 2024. Akan tetapi penjualan kendaraan relatif membaik di Desember 2024. Data-data tersebut memperkuat ekspektasi pasar bahwa aktivitas ekonomi di Desember 2024 jauh lebih baik dari perkiraan dan diyakini meningkat di kuartal I 2025.
Saham yang dapat diperhatikan hari ini, yakni: ADMR, BUMI, PTBA, ENRG, ANTM, dan TOWR.