Jakarta, FORTUNE - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau Wika Beton menargetkan memperoleh nilai kontrak baru lebih dari Rp7 triliun pada 2024. Apa saja jenis proyek yang perseroan bidik?
Direktur Utama Wijaya Karya Beton, Kuntjara mengatakan target itu dilandasi oleh proyeksi pertumbuhan nilai kontrak di kisaran 5-10 persen. Proyek-proyek infrastruktur masih akan mendominasi target tersebut.
"Kemudian masih ada proyek-proyek jalan tol yang akan diperoleh perseroan pada akhir 2023 ataupun awal 2024. Contohnya, tol Semarang-Demak, tol Serang-Panimbang, tol ruas dalam kota Jakarta, dan lanjutan tol Trans Sumatra," jelas Kuntjara dalam konferensi pers paparan publik WTON, Kamis (30/11).
Lebih lanjut, ada pula proyek dari perusahaan swasta, seperti anak usaha Grup Sinar Mas yang bergerak di bidang pulp dan kertas serta bisnis sawit di Sumatra ataupun Kalimantan. WTON pun membidik proyek pembangunan pabrik-pabrik di Karawang.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Wika Beton, Rija Judaswara menambahkan, "Kami juga berharap dapat memasok beton pre-cast di proyek iKN pada 2024."
Untuk mewujudkan target tersebut, Wika Beton menyiapkan belanja modal sekitar Rp240 miliar, sesuai dengan yang tertera di Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2024. Alokasinya bukan untuk membangun pabrik baru, melainkan meningkatkan kapasitas produksi.
"Tambahan belanja modal 2024 itu salah satunya untuk memperkuat unit ready mix dan mobile plant yang ada di IKN, di mana ada sejumlah proyek yang tengah berjalan dan jadwalnya sangat ketat, seperti rusun ASN yang harus selesai 2024," jelas Kuntjara.
Saat ini, Wika Beton beroperasi dengan dukungan 14 pabri dan 1 mobile plant yang tersebar di 7 wilayah penjualan. Total kapasitas produksinya mencapai 10,72 juta ton.
Capaian kontrak baru Wika Beton hingga Oktober 2023
Adapun, nilai kontrak baru perseroan selama Januari-Oktober 2023 berjumlah Rp5,65 triliun. Berdasarkan sektor, infrastruktur mendominasi perolehan kontrak baru itu (67,38 persen). Lalu diikuti oleh industri (10,98 persen), properti (10,15 persen), kelistrikan (8,07 persen), energi (2,89 persen), dan tambang (0,53 persen).
Sementara itu, berdasarkan pelanggan, 76,66 persen merupakan kontrak swasta. Sementara sisanya terdiri dari kontrak BUMN (14,12 persen), WIKA (5,04 persen), afiliasi WIKA (3,20 persen), dan pemerintah (0,98 persen).
Berdasarkan perusahaan, 10 besar pelanggan dalam kontrak baru WTON hingga Oktober, yakni:
- PT PLN (Persero) - 7,84 persen.
- PT Girder Indonesia - 6,53 persen.
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - 5,04 persen.
- JV KG-WIKA-JAKON - 3,31 persen.
- PT Mitra Murni Perkasa - 2,33 persen.
- PT Wijaya Karya Gedung Tbk - 2,17 persen.
- KSO Hutama-WIKA-BAP - 1,97 persen.
- PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk - 1,87 persen.
- JV Shimizu - Adhi Karya - 1,88 persen.
- Jv Obayashi-WIKA-JAKON-JFE - 1,57 persen.