Jakarta, FORTUNE - Emiten Rokok PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) sepakat membagikan dividen tunai senilai Rp107,1 per saham untuk tahun buku 2023.
"Dalam keseluruhan sebesar kurang lebih Rp222 miliar," kata Sekretaris Perseroan, Surjanto Yasaputera, Senin (27/5), dalam paparan publik virtual.
Selain itu, Wismilak pun menganggarkan belanja modal sekitar Rp200 miliar pada 2024. Utamanya untuk menambah kapasitas produksi di lini bisnis filter.
Pada tahun ini, lini bisnis filter adalah salah satu dari dua segmen yang dikembangkan perseroan. Sehingga, perseroan memutuskan menambah mesin filter sebanyak 6 mesin baru. Target produksi filter Wismilak pada 2024 mencapai 6,7 miliar batang filter.
"Mesin sebagian besar sudah datang, tapi kami sedang menantikan satu mesin KDF 6 Lead yang terbaru, mungkin kami salah satu perusahaan yang pertama kali menggunakannya di Indonesia. Itu baru akan datang 1-2 bulan ini," kata Surjanto dalam paparan publik virtual pada Senin (27/5).
Selain lini bisnis filter, Wismilak Inti Makmur juga akan mengembangkan bisnis SKT (Sigaret Kretek Tangan), dengan target pertumbuhan volume produksi sekitar 10--15 persen (YoY) dari 2023. Untuk itu, perseroan merekrut lebih banyak pelinting. Itu sudah dilakukan secara bertahap.
Ia mengatakan, "Secara umum kami akan mencoba mengembangkan bisnis ini dari 2 sektor, yakni SKT dan filter bisnis kami."
Untuk SKM sendiri, WIIM membidik untuk mempertahankan volume produksi di kisaran 2,7 miliar--2,8 miliar batang pada 2024. Guna merealisasikan target itu, belanja modal pun digunakan untuk mengganti mesin untuk produk SKM regulernya. Sebab, mesinnya sudah berusia hampir 30 tahun sehingga perlu diganti dengan yang baru demi menjaga kualitas produksi.
Adapun, saat ini, kapasitas produksi SKM Wismilak berada di level 4 miliar batang. Namun, target volume produksi perseroan disesuaikan dengan ambang batas produksi bagi perusahaan rokok tier 2, yakni 3 miliar.
"Kapasitas produksi kami, secara SKM, masih sangat mampu. Jadi secara produksi tak ada masalah untuk produk SKM," kata Surjanto lagi.
Secara kinerja, sampai dengan kuartal I 2024, Wismilak mencatatkan laba bersih sebesar Rp91 miliar, lebih rendah 18 persen (YoY) dari periode serupa pada 2023, yakni Rp111 miliar. Penjualan bersih konsolidasiannya pun menurun 9,7 persen (YoY) dari Rp1,17 triliun.
Salah satunya karena penyesuaian harga produk pada September 2023, yang tak begitu mendapat respons baik dari konsumen saat itu, sehingga berdampak terhadap kinerja di awal 2024. Khususnya pada produk Evo.
Untuk menyiasati itu, WIIM telah merilis produk edisi spesial (Mild) yang harganya lebih rendah dari Evo reguler. "Jadi kami lihat di tahun ini, khususnya setelah lebaran, pada April--Mei, penjualan Evo trennya sudah positif menuju ke arah yang lebih baik, walau belum kembali ke angka awal sebelum September," ujar Surjanto. "Harapan kami, pada 2024 ini betul akan kembali ke angka 2,8 miliar batang secara total."