BEI Catat 19 Perusahaan dalam Pipeline IPO Saham, 17 Beraset Besar

BEI Catat 19 Perusahaan dalam Pipeline IPO Saham, 17 Beraset

BEI Catat 19 Perusahaan dalam Pipeline IPO Saham, 17 Beraset Besar
Ilustrasi IPO. (Dok. Flickr/Kevin Smith)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • BEI: 19 perusahaan sedang dalam status antre untuk IPO, 17 perusahaan dengan aset di atas Rp250 miliar, 2 sisanya dengan aset Rp50 miliar–Rp250 miliar.
  • 5 perusahaan berhasil mencatatkan saham di BEI, dengan dana dihimpun senilai Rp1,13 triliun hingga 10 Januari 2025.
  • 8 perusahaan dalam pipeline untuk rights issue dan masih terdapat 13 emisi dari 11 penerbit EBUS yang tercatat dalam pipeline.

Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan 19 perusahaan sedang dalam status antre (pipeline) untuk melakukan pencatatan saham perdana atau IPO (initial public offering) per Jumat, 10 Januari 2025. Dari semua perusahaan itu, terdapat sebanyak 17 perusahaan dengan aset berskala besar yang bernilai di atas Rp250 miliar. 

Sementara itu, dua perusahaan sisanya memiliki aset dengan skala menengah dengan nilai Rp50 miliar–250 miliar. 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan sebanyak lima perusahaan telah berhasil mencatatkan saham di BEI, dengan dana dihimpun senilai Rp1,13 triliun hingga 10 Januari 2025.

Sementara itu, Nyoman menyatakan bahwa dari 19 perusahaan tercatat dalam antrean, terdapat tiga perusahaan dari sektor bahan baku, satu perusahaan konsumer siklikal, enam perusahaan dari sektor konsumer non siklikal, satu perusahaan dari sektor energi, satu perusahaan dari sektor keuangan, dan tiga perusahaan dari sektor kesehatan.

“Kemudian, tiga perusahaan industri dan satu perusahaan dari sektor properti dan real estate,” demikian keterangan Nyoman, Jumat (10/1).

Terkait rights issue, hingga 10 Januari 2025 terdapat delapan perusahaan yang tercatat dalam pipeline untuk rights issue dengan klasifikasi tiga dari sektor bahan baku, dua dari sektor energi, dua dari sektor kesehatan, dan satu dari sektor infrastruktur.

Selanjutnya, masih terdapat 13 emisi dari 11 penerbit EBUS yang tercatat dalam pipeline, dengan klasifikasi sektor yaitu dua perusahaan dari sektor bahan baku, satu perusahaan dari sektor konsumer non-siklikal, tiga perusahaan dari sektor energi, serta lima perusahaan dari sektor keuangan.

“Sedangkan hingga saat ini, telah diterbitkan 5 emisi dari 4 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp7 triliun,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Profil Rahmat Shah, Pengusaha Sukses dan Ayah Raline Shah
Berapa Harga 1 Lot Saham BBRI? Ini Rincian dan Kinerjanya
Profil Pemilik Kopi Tuku, Rintis Usaha dari Tugas Kuliah
4 Sosok Konglomerat Pengendali Saham CBDK usai Debut IPO
Layanan Marketplace Bukalapak Tutup, Dampak dari Predatory Pricing
Hashim Djojohadikusumo Beli Induk WIFI, Saham Sentuh ARA