Darma Henwa (DEWA) Sepakati Konversi Utang dengan AMM Rp296,61 Miliar

Konversi utang Rp296,61 miliar menjadi saham.

Darma Henwa (DEWA) Sepakati Konversi Utang dengan AMM Rp296,61 Miliar
Ilustrasi penambangan (Unsplash/omid roshan)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • DEWA konversi utang Rp296,61 miliar menjadi 3.954.823.266 lembar saham biasa Seri B dengan harga konversi Rp75 per saham.
  • Direktur DEWA menyatakan tidak ada dampak transaksi terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perseroan.
  • Stockbit Sekuritas: konversi utang berpotensi memberikan sentimen negatif jangka pendek bagi DEWA karena harga pelaksanaannya lebih rendah 27,2% dibandingkan dengan harga saham perseroan.

Jakarta, FORTUNE - Emiten jasa pertambangan, PT Darma Henwa Tbk (DEWA), menandatangani perjanjian penyelesaian utang dengan PT Antareja Mahada Makmur (AMM) dengan nilai Rp296,61 miliar melalui Konversi Utang menjadi saham perseroan dengan mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD).

Dalam perjanjian penyelesaian utang tersebut, perseroan akan mengonversi utang kepada AMM sebesar Rp296,61 miliar menjadi 3.954.823.266 lembar saham biasa Seri B dengan harga konversi sebesar Rp75 per saham. 

Direktur dan Sekretaris Perusahaan DEWA, Ahmad Hilyadi, menyatakan tidak ada dampak dari transaksi tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, dan kelangsungan usaha perseroan.

“Dampak terhadap kondisi keuangan baru akan terjadi setelah konversi utang menjadi saham atas kewajiban pada AMM selesai dilakukan melalui mekanisme PMTHMETD, yang akan memperbaiki posisi keuangan perseroan,” ujar Ahmad dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/2).

Aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana private placement untuk mengonversi utang, yang baru–baru ini telah diumumkan perseroan. Sebelumnya, DEWA juga berencana menggelar private placement sebanyak 14,9 miliar saham baru untuk mengonversi utang kepada PT Madhani Talatah Nusantara dan PT Andhesti Tungkas Pratama.

DEWA akan mengadakan RUPSLB pada 13 Februari 2025 untuk meminta persetujuan pemegang saham terkait pelaksanaan aksi korporasi ini.

Stockbit Sekuritas menilai konversi utang ini berpotensi memberikan sentimen negatif jangka pendek bagi DEWA karena harga pelaksanaannya lebih rendah 27,2 persen dibandingkan dengan harga saham perseroan per Senin (10/2) pada level Rp103/lembar, sehingga menyebabkan dilusi yang signifikan bagi pemegang saham lama.

Dari sisi keuangan, konversi utang menjadi ekuitas tersebut berpotensi menurunkan liability–to–equity ratio DEWA dari 1,32x menjadi 0,62x, berdasarkan laporan keuangan per sembilan bulan pertama tahun lalu.

“Meski kami menilai konversi utang ini bukan yang paling ideal untuk memperkuat struktur permodalan DEWA, aksi korporasi ini dapat berdampak positif dalam jangka panjang jika pemegang saham baru dapat memberikan nilai tambah bagi perseroan ke depannya,” kata investment analyst Stockbit, Hendriko Gani, dalam risetnya, Selasa (11/2).

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Perkuat Kualitas Calon Emiten IPO, OJK Siapkan Sejumlah Langkah Ini
Merger Honda-Nissan Tertunda, Mimpi Raksasa Baru Mobil Jepang Kandas ?
BPS: Produksi Beras Januari–Maret 2025 Bisa Capai 8,67 Ton
10 Tren Bisnis 2025 yang Menguntungkan dan Potensial
Main Saham Halal atau Haram? Ini Menurut Fatwa MUI
19 Perusahaan dalam Pipeline IPO, 18 di Antaranya Beraset Jumbo