Jakarta, FORTUNE - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berencana mengurangi rasio belanja modal atau capital expenditure (capex) secara bertahap terhadap pendapatan menjadi 17-19 persen hingga 2028.
Dalam risetnya, analis Mirae Asset, Daniel Widjaja, menyatakan penurunan tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu efisiensi beban keuangan perseroan dalam jangka panjang.
Sementara itu, pada 2025 Telkomsel membidik pertambahan 800.000-1 juta pelanggan fixed broadband (FBB) sehingga total pengguna dapat menyentuh 10 juta.
Hal ini menegaskan posisi Telkomsel sebagai pemimpin pasar pada pasar FBB, mempertahankan 70-75 persen pangsa pasar dan beroperasi di 450-500 kota.
Manajemen TLKM menegaskan komitmennya mendorong industri menuju profitabilitas yang lebih baik dengan menerapkan strategi selektif setiap segmen.
Perusahaan itu secara bertahap menaikkan harga sambil menerapkan penyesuaian sisi penawaran untuk mempertahankan keterjangkauan dan stabilitas pasar. Telkomsel juga akan menargetkan pertumbuhan pelanggan premium untuk mempertahankan ARPU (average revenue per user) sekitar Rp240.000.
“Telkomsel bermaksud menaikkan tarif sambil menjaga agar paket perdana tetap terjangkau, dengan pertumbuhan ARPU diharapkan mengikuti inflasi. Pertumbuhan akan didorong oleh pelanggan yang sudah ada, khususnya pengguna bernilai tinggi yang kurang sensitif terhadap harga. Sementara konsumsi data per pengguna meningkat dan tren lalu lintas tetap positif, biaya pemasaran dan penjualan yang stabil dapat diimbangi oleh penurunan margin pada [tahun buku 2024] karena program pensiun dini,” demikian Daniel dalam risetnya, Kamis (13/2).
Perusahaan menilai lelang spektrum 1,4GHz untuk efektivitas biaya dan manfaat jangka panjang sambil mengeksplorasi fixed wireless access (FWA) untuk mengoptimalkan ekspansi. Pengalihan bisnis home broadband di bawah Telkomsel bertujuan meningkatkan skalabilitas dan efisiensi.
Pada penutupan perdagangan hari ini (13/2), TLKM ditutup melemah 60 poin (2,42 persen) menuju level 2.420 dengan volume perdagangan yang mencapai 2,19 juta saham dan nilai transaksi Rp519,43 miliar.