Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Angin Segar Emiten Properti Saat BI-Rate Turun, Simak Rekomendasinya

Ilustrasi KPR/BING.COM
Intinya sih...
  • Keputusan BI menurunkan suku bunga acuan disambut positif oleh pasar, penyesuaian suku bunga deposit facility dan lending facility turut menguntungkan sektor properti.
  • Pemangkasan BI-Rate menciptakan iklim investasi yang lebih favorable, mendorong permintaan kredit sehingga bisnis dapat bertumbuh, membaikkan pasar tenaga kerja, dan mendongkrak ekonomi domestik.
  • Sektor properti menjadi yang paling diuntungkan dari kebijakan pelonggaran moneter ini, dengan penurunan suku bunga akan menekan biaya kredit, membuatnya jadi lebih terjangkau, dan mendongkrak permintaan.

Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuan ke level 5,25 persen. Pemangkasan tersebut turut diikuti dengan penyesuaian suku bunga deposit facility menjadi 4,50 persen dan lending facility menjadi 6,00 persen. Di antara berbagai sektor, properti dinilai menjadi yang diuntungkan dari kebijakan pelonggaran moneter ini.

Economist KISI Asset Management Arfian Prasetya mengungkapkan keputusan pemangkasan BI-Rate tersebut akan memberikan dampak positif bagi ekonomi domestik. Hal ini diyakini bakal menciptakan iklim investasi yang lebih menguntungkan karena biaya pinjaman dapat berkurang.

"Harapannya, hal ini akan mendorong permintaan kredit sehingga bisnis dapat semakin bertumbuh, pasar tenaga kerja dapat membaik, alhasil ekonomi dapat tumbuh lebih baik lagi," ujar Arfian, Kamis (18/7).

Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, menambahkan bahwa sektor properti menjadi salah satu yang mendapat manfaat langsung dari kebijakan ini.

Pasalnya, sektor tersebut identik dengan kredit pemilikan rumah (KPR). Jadi penurunan suku bunga akan menekan biaya kredit, membuatnya jadi lebih terjangkau, dan mendongkrak permintaan.

Pada kuartal I-2025 misalnya ketika BI-Rate masih tinggi, kinerja marketing sales emiten properti dibawah ekspektasi pasar. Selain itu, kinerja rupiah yang terdepresiasi, dinamika perang dagang turut menambah beban perekonomian dalam negeri.

"Di sisi lain juga berkaitan tren jumlah kelas menengah yang mengalami penurunan. Tentunya ini membuat kinerja marketing sales-nya (emiten properti) di bawah ekspektasi, rata-rata underwhelming," ujar Nafan kepada Fortune Indonesia, Kamis (17/7).

Maka dari itu kebijakan pemangkasan suku bunga ini dinilai membawa angin segar bagi sektor properti. Meski begitu, Nafan menekankan efek akan semakin terasa apabila BI melanjutkan tren pemangkasan.

"Jika tren suku bunga acuan terus mengalami penurunan, baik itu recurring income maupun permintaan KPR juga bisa meningkat. Yang penting trend penurunan suku bunga acuan terus turun, bisa berlanjut," ujar Nafan.

Diantara emiten properti, Nafan merekomendasikan ADD PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) dengan target harga Rp1.035 per saham. Selain itu ia juga merekomendasikan Accumulation Buy untuk emiten PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dengan target harga Rp386 per saham.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us