Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Apa itu FCA dalam Saham? Ini 4 Fakta Pentingnya

fca adalah.png
Bursa Efek Indonesia (Dok. IDX)
Intinya sih...
  • FCA adalah mekanisme perdagangan saham terbatas
  • Alasan saham bisa masuk FCA termasuk suspensi dan likuiditas rendah
  • Harga ditentukan berdasarkan titik keseimbangan pasar, durasi FCA tidak lagi wajib 30 hari

Jakarta, FORTUNE - Full Call Auction atau FCA adalah mekanisme pengawasan khusus yang diterapkan Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap saham-saham tertentu.  Meski terdengar teknis, mekanisme ini bukan sekadar prosedur pasar semata, lho!

Tujuan dari mekanisme FCA salah satunya untuk menjaga perdagangan tetap adil, transparan, dan teratur, terlebih, pada saham yang dianggap tidak likuid, berisiko tinggi, atau mengalami gangguan perdagangan seperti suspensi. Salah satu contoh terbaru adalah saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN).

Setelah mengalami suspensi sejak 21 Juli 2025, perdagangan saham COIN kembali dibuka pada 24 Juli. Namun, alih-alih langsung kembali ke perdagangan reguler, saham ini masuk ke dalam sistem FCA dan langsung mencatatkan penurunan signifikan hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) sebesar 9,52%, ke level Rp665 per saham.

Jika Anda masih bertanya-tanya apa itu FCA, berikut fakta-fakta penting tentang FCA yang menarik diketahui.

1. FCA adalah mekanisme perdagangan saham secara terbatas

FCA (Full Call Auction) adalah sistem perdagangan khusus di mana seluruh order beli dan jual dikumpulkan terlebih dahulu dalam suatu periode waktu tertentu. Setelah itu, order akan dicocokkan dan dieksekusi pada satu titik waktu.

Berbeda dari perdagangan reguler yang berlangsung secara terus menerus selama jam bursa, saham yang masuk ke dalam sistem FCA hanya diperdagangkan dalam waktu-waktu tertentu melalui sesi lelang (auction). Artinya, transaksi jual dan beli tidak bisa dilakukan secara bebas sepanjang hari, melainkan hanya pada saat sesi Full Call Auction yang sudah ditentukan oleh BEI.

Selama sesi ini, investor juga tidak dapat melihat posisi bid dan offer secara real-time seperti di perdagangan biasa. Hal ini bertujuan untuk menciptakan proses pembentukan harga yang lebih stabil dan terukur.

2. Alasan saham bisa masuk FCA 

Ada beberapa alasan mengapa suatu saham bisa masuk ke dalam FCA. Dalam kasus COIN, misalnya, saham tersebut mengalami suspensi lebih dari satu hari, yaitu dari 21 hingga 23 Juli 2025. Sesuai Peraturan Bursa Nomor I-X, maka, ketika saham kembali dibuka pada 24 Juli, BEI langsung memasukkannya ke dalam sistem FCA.

Selain karena suspensi, saham juga dapat masuk FCA apabila termasuk ke dalam Papan Pemantauan Khusus (PPK). Saham-saham di PPK biasanya memiliki likuiditas rendah, pergerakan harga yang tidak wajar, atau terindikasi memiliki risiko tinggi terhadap investor. Dengan masuknya saham ke dalam FCA, BEI berharap perdagangan dapat berlangsung secara lebih teratur dan tidak memicu spekulasi berlebihan.

3. Harga ditentukan berdasarkan titik keseimbangan pasar

Dalam sistem FCA, tidak semua order langsung dieksekusi begitu dimasukkan. Order akan dikumpulkan dalam periode khusus, misalnya lima menit sebelum sesi dimulai. Setelah itu, sistem akan mencocokkan seluruh order untuk mencari harga keseimbangan terbaik, yaitu harga di mana jumlah permintaan dan penawaran paling seimbang.

Hanya order yang sesuai dengan harga tersebut yang akan dieksekusi. Order lainnya bisa saja tidak terlaksana, atau dibawa ke sesi FCA berikutnya. Hal ini membuat perdagangan menjadi lebih terkonsolidasi dan menghindari fluktuasi harga yang tajam akibat volume transaksi kecil.

4. Durasi FCA kini tidak lagi wajib 30 hari

Salah satu perubahan penting dalam aturan BEI yang berlaku sejak 21 Juni 2024 adalah durasi saham dalam FCA tidak lagi wajib 30 hari bursa. Kini, saham dapat dievaluasi untuk keluar dari sistem FCA setelah berada dalam Papan Pemantauan Khusus minimal selama 7 hari bursa berturut-turut, asalkan memenuhi sejumlah kriteria tertentu.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain:

  • Rata-rata nilai transaksi harian lebih dari Rp5 juta

  • Rata-rata volume transaksi harian lebih dari 10.000 saham dalam 3 bulan terakhir

  • Jika harga saham berada di bawah Rp51, maka harga harus naik melebihi batas tersebut

  • Perusahaan membagikan dividen tunai melalui RUPS

  • Memiliki Liquidity Provider aktif dan masuk dalam daftar efek Liquidity Provider.

Melalui adanya perubahan tersebut, sistem FCA menjadi lebih fleksibel dan tidak menahan saham terlalu lama selama sudah memenuhi kriteria likuiditas yang sehat.

Tak perlu panik saat saham masuk FCA

Bagi investor, saham yang masuk FCA perlu disikapi dengan hati-hati. Karena perdagangan hanya terjadi di jam tertentu dan harga tidak bisa dipantau secara real-time, penting untuk memahami cara kerja sistem ini agar tidak salah langkah.

Beberapa tips yang bisa dilakukan antara lain:

  • Pantau jam perdagangan FCA agar tidak terlambat memasukkan order

  • Gunakan limit order agar Anda tetap punya kendali atas harga beli atau jual

  • Cek status saham secara berkala di situs resmi BEI untuk mengetahui apakah saham masih dalam FCA atau sudah keluar

  • Waspadai batas auto rejection (ARB dan ARA), terutama untuk saham dengan harga sangat rendah. Sebagai contoh, saham seharga Rp1 hingga Rp10 hanya punya batas penurunan sebesar Rp1 saja.

Contoh nyata seperti saham COIN menunjukkan bahwa saham yang masuk FCA bisa langsung jatuh tajam karena tekanan jual yang tinggi, sementara likuiditasnya terbatas. Maka, keputusan investasi harus diambil dengan lebih bijak dan tidak emosional.

Meski terdengar rumit, sistem ini justru memberi ruang bagi pembentukan harga yang lebih sehat dan transparan. Dengan memahami lima fakta di atas, investor dapat menavigasi risiko lebih baik dan mengambil keputusan yang lebih terinformasi. 

Jangan panik saat saham Anda masuk FCA, yang terpenting adalah mengetahui apa artinya, bagaimana dampaknya, dan strategi apa yang sebaiknya diterapkan.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yunisda DS
EditorYunisda DS
Follow Us