Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Apa Itu Short Selling? Ini Pengertian Hingga Risikonya

Apa itu short selling.png
Ilustrasi short selling (unplash.com/Marga Santoso)
Intinya sih...
  • Short selling dikabarkan akan kembali dibuka oleh BEI pada September 2025.
  • Pahami apa itu short selling dan cara kerjanya agar tidak bingung saat penerapannya direalisasikan.
  • Short selling memiliki manfaat sebagai strategi meraih keuntungan saat pasar melemah, tapi juga memiliki risiko tinggi.

Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana kembali membuka transaksi dengan skema short selling mulai 26 September 2025. Kendati demikian, implementasinya akan tetap mempertimbangkan kondisi pasar.

Bagi Anda yang baru terjun ke dunia investasi, apa itu short selling bisa jadi cukup membingungkan meski istilah ini sebenarnya bukan hal baru di pasar modal. Sembari menunggu pemberlakukan skema baru, sebaiknya Anda memahami short selling terlebih diulu. Simak penjelasannya berikut ini.

Apa itu short selling?

Secara sederhana, short selling adalah strategi jual beli saham di mana investor menjual saham yang belum dimiliki dengan meminjamnya terlebih dahulu dari broker. Harapannya, saham dapat dibeli kembali di harga yang lebih rendah, sehingga investor bisa mengantongi selisih keuntungan dari jual-beli tersebut.

Mengutip Investopedia, short selling dilakukan dengan spekulasi bahwa harga suatu saham akan turun. Jika prediksi tersebut benar, investor akan memperoleh untung dari perbedaan harga jual yang lebih tinggi dan harga beli kembali yang lebih rendah.

Namun, bila harga saham naik, investor tetap harus membeli kembali saham untuk dikembalikan ke broker. Nah, hal tersebut bisa menyebabkan kerugian besar, bahkan tak terbatas karena harga saham bisa terus naik.

Cara kerja short selling 

Setelah tahu apa itu short selling, pahami cara kerjanya juga. Short selling tidak bisa dilakukan sembarangan karena investor harus memiliki akun margin di perusahaan sekuritas yang menyediakan layanan ini. Berikut alur sederhana yang perlu Anda pahami.

  1. Investor meminjam saham dari broker.

  2. Saham yang dipinjam langsung dijual di pasar dengan harga saat itu.

  3. Investor menunggu harga saham turun.

  4. Saat harga turun sesuai prediksi, saham dibeli kembali dengan harga lebih murah.

  5. Saham dikembalikan ke broker dan selisih harga menjadi keuntungan.

Selama posisi short masih terbuka, investor harus membayar biaya pinjaman saham. Apabila harga saham naik, kerugian bisa cepat membesar. Bahkan, akibatnya bisa memicu margin call, yaitu yaitu permintaan kepada investor untuk menyetor dana tambahan agar posisi tetap aman.

Manfaat dan risiko short selling

Short selling bisa menjadi strategi untuk meraih keuntungan ketika pasar sedang melemah. Investor institusi pun kerap menggunakannya sebagai alat lindung nilai (hedging) guna melindungi portofolio dari risiko penurunan harga aset.

Hanya saja, strategi short selling memiliki risiko tinggi. Tidak seperti pembelian saham biasa, di mana kerugian maksimal adalah sebesar modal yang dikeluarkan, short selling berisiko menyebabkan kerugian tanpa batas.

Aturan short selling di Indonesia

Di Indonesia, transaksi short selling diatur dalam POJK No. 55 Tahun 2020 tentang Pembiayaan Transaksi Efek dan Short Selling. Investor yang ingin menggunakan strategi ini wajib memiliki rekening efek khusus untuk pembiayaan, selain rekening efek reguler.

Perusahaan sekuritas atau broker yang menyediakan short selling harus memiliki kerja sama dengan lembaga kliring dan bank kustodian untuk menyediakan saham pinjaman. Jika investor gagal mengembalikan saham sesuai kesepakatan, mereka bisa dikenakan denda atau penyitaan jaminan.

Sebelumnya, BEI menangguhkan transaksi short selling sejak 25 April 2025 sebagai langkah hatu-hati terhadap volatilitas pasar, sesuai arahan OJK dalam Surat Nomor S-25/D.04/2025. Terbaru, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menyatakan waktu paling cepat untuk membuka short selling kembali adalah pada 26 September 2025.

“Karena terus terang, penerapan short selling ini tidak hanya bergantung kepada tanggal tersebut, tapi juga bergantung terhadap kondisi market pada saat kita akan menerapkan intradate short sell dan menerbitkan daftar efek short selling,” ungkap Irvan dalam keterangan resminya yang dikutip Jumat (27/6). 

Saat ini, BEI dan OJK masih menyusun daftar saham yang boleh diperjualbelikan dengan skema short selling. Tidak semua saham memenuhi kriteria. Hanya saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi besar.

Short selling bukan untuk investor pemula

Short selling tidak disarankan untuk investor pemula karena sifatnya yang spekulatif dan berisiko tinggi. Strategi ini lebih tepat digunakan oleh investor yang sudah memahami cara kerja pasar, terbiasa memantau pergerakan harga, dan memiliki manajemen risiko yang matang. 

Meskipun bisa memberi peluang keuntungan saat harga saham turun, tapi risikonya sangat tinggi jika pergerakan pasar tidak sesuai prediksi. Itulah mengapa BEI menekankan rencana pengaktifan short selling akan dilakukan secara bertahap agar tidak menimbulkan guncangan pada pasar. 

Dengan rencana BEI untuk membuka kembali transaksi short selling pada September 2025, penting bagi investor untuk memahami betul cara kerja dan risikonya. Demikian penjelasan apa itu short selling. Semoga informasi ini bermanfaat!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us