Analis: Upaya Pemerintah Jaga Harga BBM Bersubsidi untuk Redam Inflasi
Harga BBM bersubsidi pertalite dipastikan tak naik.
Jakarta, FORTUNE - Pemerintah menyatakan tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di tengah lonjakan harga minyak mentah dunia di atas US$110 per barel. Analis DCFX Futures, Lukman Leong, menilai langkah pemerintah menjaga harga BBM tidak melebihi batas yang ditetapkan sebagai upaya menekan inflasi.
“Inflasi tinggi di dunia pada umumnya disebabkan harga energi yang tinggi, karena inflasi tinggi dapat menyebabkan biaya pinjaman yang tinggi dan juga beban bagi ekonomi dan pemerintah. Saya kira dalam konteks ini masih wajar,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Senin (21/3).
Menurutnya, harga minyak mentah dunia yang kini masih berada di atas US$110 per barel disebabkan oleh permintaan yang masih lebih tinggi dari pasokan. Namun demikian, harga ini cenderung akan berangsur stabil.
“Bila harga minyak masih di atas US$100 per barrel hingga semester satu, pemerintah mungkin perlu menyesuaikan harga walau tidak drastis,” ucapnya.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak imbas perang Rusia-Ukraina seharusnya tidak terlalu membebani ekspor yang dilakukan Indonesia.
“Ekspor Indonesia masih didominasi sumber daya energi yang profitable sementara ini,” ucapnya.
Namun demikian, Lukman menilai bahwa biaya ekspor tetap akan membebani, khususnya di sektor yang sensitif seperti otomotif dan tekstil.
Kementerian ESDM menetapkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) sementara per 17 Maret 2022 mencapai US$114,77 per barel. Harga ini meningkat dibanding ICP per Februari 2022 sebesar US$95,72 per barel.
Harga BBM bersubsidi tetap dijaga
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengatakan, tingginya harga minyak tidak hanya berdampak pada APBN, namun juga penyediaan BBM.
Meski demikian, Kementerian ESDM berupaya menjaga harga BBM bersubsidi seperti Pertalite di angka Rp7.650 per liter. Kebijakan ini diterapkan untuk melindungi masyarakat karena jenis tersebut paling banyak dikonsumsi masyarakat.
“BBM bersubsidi seperti solar, minyak tanah, dan BBM yang banyak dikonsumsi masyarakat seperti Pertalite, harganya tetap dijaga,” ujarnya seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM, Senin (21/3).
Harga BBM Indonesia masih tergolong murah
Meski terjadi kenaikan harga untuk BBM jenis Umum RON 92, namun Agung memastikan pemerintah sudah menetapkan harga batas atas untuk Maret 2022 sebesar Rp14.526 per liter.
Namun, harga jual BBM RON 92 tergantung masing-masing badan usaha.
“Di berbagai SPBU tercatat kisaran 11.000-14.400 rupiah per liter, kecuali Pertamina saat ini masih menjual RON92 atau Pertamax cukup rendah sebesar Rp9.000 per liter,” katanya.
Agung menambahkan, harga BBM jenis umum memang tidak boleh melebihi batas atas yang ditetapkan pemerintah. Meski demikian, harga BBM non-subsidi di Indonesia memang masih tergolong murah bila dibandingkan beberapa negara ASEAN lain, seperti Singapura di angka Rp30.800/liter; Thailand senilai Rp20.300/liter; maupun Vietnam yang mencapai Rp19.000/liter.