Pengertian ARA dan ARB Beserta Batasannya dalam Saham
Bantu mengenali kondisi status harga saham
Fortune Recap
- ARA adalah Auto Rejection Atas, menunjukkan kenaikan harga saham melebihi batas atas dalam satu hari perdagangan.
- ARB adalah Auto Rejection Bawah, menggambarkan penurunan harga saham secara bertahap dan signifikan dalam jangka waktu tertentu.
- Batasan ARA dan ARB ditetapkan oleh BEI untuk mencegah pergerakan ekstrem, membantu analisis pembelian saham, dan menjaga nilai saham tetap stabil.
Istilah ARA Dan ARB mungkin cukup familier di kalangan investor Saham. Pengertian ARA dan ARB penting untuk diketahui setiap investor.
Pasalnya, kedua komponen tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu alat bantu untuk memilih saham yang akan dibeli. Anda bisa memanfaatkannya untuk mengamati kondisi saham yang terkadang bergerak fluktuatif.
Namun, tidak sedikit yang belum familer dengan istilah tersebut. Bagi Anda yang baru saja terjun dalam dunia saham, berikut ulasan ARA dan ARB yang bisa dipahami di bawah ini.
Apa itu ARA?
ARA merupakan singkatan dari Auto Rejection Atas yang dapat dipahami sebagai kondisi kenaikan harga saham secara signifikan. Wajar halnya harga saham mengalami kenaikan pada waktu tertentu.
Namun, tidak jarang kenaikan tersebut melebihi batas atas dalam waktu satu hari perdagangan dari peraturan yang sudah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kondisi tersebut kerap dikenali sebagai ARA saham ketika suatu emiten saham mengalami kenaikan melebihi batas.
Kondisi tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari penawaran publik perdana hingga muncul sentimen positif suatu perusahaan.
Maka dari itu, saham yang melantai di BEI berpotensi mencapai ARA setiap harinya.
Hadirnya ketentuan batasan ARA berguna sebagai acuan untuk mengatur pergerakan nilai saham agar terdapat batasan kenaikan dalam satu hari.
Apa itu ARB?
Selain ARA, terdapat istilah ARB yang juga berhubungan dengan pergerakan nilai saham di BEI. ARB adalah singkatan dari Auto Rejection Bawah.
Sesuai namanya, ARB merupakan kondisi yang menggambarkan penurunan harga saham secara bertahap dan signifikan dalam jangka waktu tertentu.
Umumnya, jangka waktu persentase batas tersebut terjadi dalam satu hari perdagangan.
Sama seperti ARA, pihak BEI juga menetapkan batasan ARB pada setiap emiten saham yang ada di pasar saham.
Ketika mengalami ARB, emiten saham tersebut akan sulit untuk dijual bahkan tidak diminati oleh investor lainnya.
Ketentuan batasan ARA dan ARB
Setelah mengetahui pengertian ARA dan ARB, penting untuk memahami ketentuan batasan yang sudah disepakati. Harga penawaran atau harga beli biasanya berada dalam rentang harga tertentu.
Jika investor mengajukan penawaran di luar batasan, tawaran tersebut akan otomatis ditolak atau auto rejection.
Aturan mengenai batasan ARA dan ARB juga berdasarkan Surat Keputusan PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00055/BEI/03-2023 tentang Peraturan Nomor II-A mengenai Perdagangan Bersifat Ekuitas, batasan persentase Auto Rejection pada Pasar Reguler dan Pasar Tunai.
Penyesuaian batasan tahap II diketahui sudah diberlakukan sejak 23 September 2023. Berikut rincian ketentuan batasan ARA dan ARB.
1. Harga acuan saham Rp50,00-Rp200,00
- ARA: lebih besar 35 persen
- ARB: lebih kecil Rp50,00 atau lebih besar 35 persen
2. Harga acuan saham lebih besar Rp200.000-Rp5.000,00
- ARA: lebih besar 25 persen
- ARB: lebih besar 25 persen
3. Harga acuan saham lebih besar Rp5.000,00
- ARA: lebih besar 20 persen
- ARB: lebih besar 20 persen
4. Batasan Volume per order: lebih besar 50.000 slot atau 5 persen dari jumlah efek tercatat mana yang lebih kecil
Manfaat ARA dan ARB dalam saham
Ketentuan batasan ARA dan ARB tersebut dimaksudkan untuk membatasi pergerakan harga saham tetap berada pada batas wajar. Selain itu, ada beberapa manfaat ARA dan ARB dalam saham.
Berikut beberapa manfaatnya.
1. Mencegah pergerakan terlalu ekstrem
Dari pengertian ARA dan ARB, batasan tersebut dibuat untuk menghindari pergerakan yang terlalu ekstrem. Jika harga terlalu berfluktuasi, hal tersebut bisa berdampak pada harga saham lainnya.
Artinya, ketentuan tersebut bertujuan untuk memastikan harga saham tidak terlalu tinggi atau penurunannya terlalu rendah.
2. Membantu menganalisis pembelian saham
Bagi investor, penting untuk melakukan analisis saham sebelum memutuskan transaksi. Terlebih saham termasuk instrumen yang cukup berfluktuasi pada satu hari perdagangan.
Maka dari itu, Anda bisa memanfaatkan ARA dan ARB untuk menilai nilai fluktuasi saham yang berguna untuk memperoleh keuntungan lebih.
3. Dapat dijadikan jaminan
Selain berguna untuk investor, ARA dan ARB juga bisa dijadikan sebagai jaminan bagi perusahaan. Aturan Auto Rejection sangat membantu menjaga nilai saham tetap stabil.
Jika tidak ada batasan, risiko perusahaan mengalami kerugian akibat penurunan harga yang signifikan bisa lebih tinggi.
Demikian pengertian ARA dan ARB hingga manfaatnya yang penting untuk diketahui setiap investor. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda.