Didukung Sentimen Data Ekonomi, IHSG Diproyeksi Menguat Lagi

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada Kamis (17/7), setelah ditutup naik 0,72 persen di level 7.192,01.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menjelaskan IHSG akan mengonfirmasi prospek positif untuk jangka menengah apabila berhasil menembus di atas resisten 7.240.
Saat ini IHSG baru saja menembus resisten 7.181 sehingga ada potensi ekstensi reli mendekati resisten berikutnya yaitu 7.240. "Fase koreksi kemungkinan dimulai apabila IHSG turun di bawah level 7.071," kata Ivan dalam riset hariannya.
Level support IHSG berada di 7.071, 7.026, 6.993, dan 6.971. Sementara level resistennya di 7.240, 7.324, 7.444, dan 7.530. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bullish.
Binaartha Sekuritas memperkirakan IHSG hari ini bergerak di rentang support 7.175 dan resisten 7.245. Daftar saham yang mereka soroti hari ini adalah ADRO, ANTM, BMRI, BRPT, dan EXCL.
Di lain sisi, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG melaju di kisaran support 7.100, pivot 7.200, dan resisten 7.250. Saham-saham pilihan tim Phintraco Sekuritas adalah JPFA, BIRD, SMGR, SMBR, dan TOBA.
Sebagai konteks, sentimen positif penguatan IHSG kemarin berasal dari kesepakatan dagang antara Indonesia dan AS yang mencakup penurunan tarif resiprokal menjadi 19 persen, dari sebelumnya 32 persen. Selain itu, RDG Bank Indonesia pada Rabu (16/7) memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan ke level 5,25 persen.
Secara teknikal, indikator MACD masih melanjutkan pelebaran positive slope. Jika IHSG mampu bertahan di atas level 7.150, maka IHSG diperkirakan masih berpotensi menguji level resisten di 7.200-7.250.
"Sebaliknya, waspadai profit taking, jika tertahan di bawah 7.200. Mengingat Stochastic RSI telah memasuki overbought area," jelas Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam risetnya.
Dari pasar global, Investor akan menantikan rilis data tingkat pengangguran di Inggris pada Juni 2025 (17/6) yang diperkirakan stabil di kisaran level 4,6 persen. Dari Eropa (17/6) akan dirilis data inflasi Juni 2025 yang diperkirakan naik menjadi 2 persen dari 1,9 persen pada Mei 2025. Sementara itu, akan dirilis data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) pada Juni 2025 yang diperkirakan naik 0,1 persen (MoM) dari -0,9 persen (MoM) pada Mei 2025.