Diwarnai Sejumlah Sentimen Positif, IHSG Diprediksi Lanjut Menguat

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada Selasa (12/8), setelah ditutup naik 0,96 persen di level 7.605,92.
Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, menjelaskan IHSG naik mendekati resisten 7.667 pada hari Senin. Penembusan di atas level tersebut pada hari ini dapat membuka jalan untuk tren naik lanjutan menuju resisten 7.720.
"Namun demikian, selama IHSG masih di bawah 7.667, maka fase konsolidasi diperkirakan masih berlangsung," kata Ivan dalam riset hariannya.
Level support IHSG berada di 7.432, 7.354, dan 7.271. Sementara level resistennya di 7.667, 7.720, dan 7.805. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral. Ivan memperkirakan IHSG hari ini akan bergerak di rentang support 7.555 dan resisten 7.660.
Daftar saham yang ia soroti hari ini, meliputi: MBMA, PGAS, PTBA, SMGR, dan UNVR.
Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG hari ini melaju di kisaran support 7.550, pivot 7.600, dan resisten 7.680. Saham-saham pilihan mereka hari ini, yakni: SMGR, PANI, TOWR, WIFI, dan LSIP.
Kemarin, IHSG ditutup menguat di level 7.605,93 (+0,96 persen). Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, mengatakan faktor positif penguatan IHSG, di antaranya berasal dari penguatan indeks bursa global di tengah ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada September mendatang.
"Selain itu, masuknya beberapa saham domestik ke dalam indeks MSCI juga masih menjadi sentimen positif," kata Ratna dalam riset hariannya.
Sementara itu, data penjualan ritel domestik pada Juni 2025 tercatat tumbuh 1,3 persen (YoY), melambat dari 1,9 persen (YoY) pada Mei 2025. Meskipun demikian, kenaikan pada Juni ini menandakan pertumbuhan retail sales selama dua bulan berturut-turut secara tahunan.
Dari global (12/8), investor akan menantikan data tingkat pengangguran di Inggris pada Juni 2025, yang diperkirakan stabil di kisaran 4,7 persen. Investor juga menantikan data inflasi CPI AS Juli yang diperkirakan naik menjadi 2,8 persen (YoY) dari 2,7 persen pada Juni 2025.
Untuk inflasi inti diperkirakan naik menjadi 3 persen dari 2,9 persen pada Juni 2025. Tren inflasi AS yang cenderung meningkat sejak Juni 2025 ini dan menjauhi level target The Fed 2 persen, diperkirakan berpotensi menjadi faktor negatif di tengah penantian pasar akan penurunan suku bunga The Fed.
Ratna menilai, secara teknikal, indikator Stochastic RSI membentuk golden cross di area oversold. Selain itu terjadi penyempitan jarak antara garis MACD dan garis sinyal.
"Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menguji level 7.680," ujarnya.