Investor Berspekulasi Terkait Suku Bunga, IHSG Diramal Melemah
IHSG berpotensi berada dalam tekanan imbas sentimen global.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali terkontraksi, Rabu (19/1), tertekan sejumah sentimen global dan dalam negeri. Pada perdagangan kemarin, Selasa (18/1) IHSG ditutup melemah 0,47 persen ke posisi 6.614 seiring dengan menurunnya kinerja hampir semua sektor.
Sektor technologi, transportasi dan logistik, energi, kesehatan, basic materials, properti dan real estate,
consumer non cyclicals, infrastruktur, industrial, consumer cyclicals, financial bergerak negatif dan mendominasi penurunan IHSG kemarin. Investor asing di seluruh pasar membukukan pembelian bersih Rp110 miliar.
"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan diperdagangkan di level 6.530 – 6.660. Inflasi, dan tingkat suku bunga The Fed serta kenaikkan imbal hasil US Treasury masih akan membuat pelaku pasar dan investor berspekulasi," tulis riset analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Rabu (18/1).
Tingginya volatilitas, akan membuat IHSG kian menarik. Di pasar global, investor dibuat berspekulasi terkait kebijakan suku bunga dan inflasi. Sebelumnya, sejumlah bank sentral di Asia seperti Cina dan Korea memberi sinyal kenaikan suku bunga mengantisipasi kenaikan The Fed, kabar berikutnya datang dari Jepang.
Gubernur Bank Sentral Jepang, Haruhiko Kuroda tengah berusaha meredam kabar penghentian stimulus saat inflasi meningkat. Penghentian stimulus membuat pelaku pasar dan investor cemas. Namun Kuroda mengatakan bank sentral Jepang mengharapkan tingkat suku bunga kebijakan jangka panjang dan pendek akan tetap berada di level terendah saat ini atau turun lebih rendah menyusul keputusan yang sudah diberikan.
Komentar Kuroda menyakinkan pasar bahwa stimulus tidak akan dihentikan. Tapi yang harus diperhatikan, ketika The Fed menaikkan suku bunga, premi risk antara bank sentral Jepang dan The Fed kian semakin jauh.
"Ketika premi risk kian jauh, ini akan mendorong Yen melemah," tulis analis.
Kendati demikian, pelaku pasar meyakini bank sentral tak akan menaikkan suku bunga, setidaknya sampai masa jabatan Kuroda berakhir April mendatang.
Cermati Suku Bunga BI
Analis Artha Sekuritas, Dennies Christopher Jordan juga memperkirakan IHSG melemah. Secara teknikal candlestick membentuk lower high dan lower low dengan kenaikan volume dan stochastic yang melebar setelah membentuk deadcross mengindikasikan potensi pelemahan.
"Pergerakan IHSG diperkirakan terbatas dikarenakan investor akan mengantisipasi kebijakan suku bunga Bank Indonesia," kata Dennies dalam risetnya dikutip, Rabu (19/1).
Dengan sentimen ini, dia memperkirakan indeks akan berada di level resistence 6.746 - 6.695 dan support 6.6609 - 6.574. Dia merekomendasikan sejumlah saham untuk dipantau hari ini di antaranya, PWON, WEGE dan MNCN. Berikutnya, yakni saham BRMS, MEDC dan JPFA.
Berada dalam Tekanan
Senada dengan dua analis sebelumnya, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG terlihat masih berada area konsolidasi wajar dengan potensi tekanan cukup besar dalam jangka pendek.
Sehingga pola pergerakan hingga beberapa waktu mendatang masih cenderung bergerak sideway. Namun, momentum ini merupakan momentum yang dapat dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang.
"Hari ini IHSG berpotensi berada dalam tekanan," ujarnya.
Dengan indikasi ini, IHSG diperkirakan berada di kisaran 6.518 - 6.725. Dia pun merekomendasikan sejumlah saham untuk diperhatikan hari ini seperti TLKM, BMRI, TBIG, BBRI, KLBF, CTRA dan PWON.