Pendapatan TBIG Tumbuh, Saat Ini Mengantongi Rp5,12 Triliun
Memiliki 42.546 penyewaan serta 23.681 spot telco.
Fortune Recap
- PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk. (TBIG) laporan keuangan interim sembilan bulan 2024 menunjukkan pendapatan Rp5,12 triliun, EBITDA Rp5,12 triliun, dan laba bersih Rp1,16 triliun.
- TBIG memiliki 42.546 penyewaan dan 23.681 situs telekomunikasi per 30 September 2024 dengan rasio kolokasi perseroan menjadi 1,80x.
- Total pinjaman bersih TBIG menjadi Rp28.289 miliar dengan EBITDA kuartal ketiga 2024 menunjukkan rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8 kali.
Jakarta, FORTUNE - Emiten menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk. (TBIG), mengumumkan laporan keuangan interim sembilan bulan 2024 yang berakhir pada 30 September lalu.
Perseroan mengantongi pendapatan Rp5,12 triliun atau tumbuh 3,51 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp4,95 triliun. Sementara itu, EBITDA TBIG mencapai Rp5,12 triliun untuk periode sama.
Laba bersih TBIG juga naik menjadi Rp1,16 triliun pada periode sembilan bulan 2024, atau naik 4,38 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp1,11 triliun.
TBIG memiliki 42.546 penyewaan dan 23.681 situs telekomunikasi per 30 September 2024, yang terdiri dari 23.565 menara telekomunikasi dan 116 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 42.430, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,80x.
“Pada sembilan bulan pertama 2024, kami telah menambahkan 1.801 penyewaan ke dalam portofolio kami yang terdiri dari 1.281 situs telekomunikasi dan 520 kolokasi,” kata CEO TBIG, Hardi Wijaya Liong, dalam keterangannya, Jumat (1/11).
Kontribusi pendapatan berdasarkan pelanggan, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) menyumbang hingga Rp1,7 triliun untuk TBIG. Kemudian diikuti oleh PT Indosat Tbk dengan Rp1,3 triliun, dan PT XL Axiata Tbk senilai Rp957 miliar.
Utang dari TBIG
Per 30 September 2024, total pinjaman kotor (gross debt) perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang telah dikenai lindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp28.874 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp624 miliar.
Dengan saldo kas Rp585 miliar, total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp28.289 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) perseroan menjadi Rp39 miliar.
EBITDA kuartal ketiga 2024 yang disetahunkan menunjukkan rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8 kali.
Untuk 2024, TBIG mengalokasikan belanja modal sekitar Rp4 triliun, yang sebagian besar akan difokuskan pada ekspansi organik.
Sementara itu, tahun lalu TBIG mengalokasikan belanja modal Rp3 triliun demi pengembangan menara dan jaringan fiber optic. TBIG pun membidik target penambahan penyewaan 300.000 tenants dan 30.000 kilometer jaringan fiber optic pada 2023.