IHSG Terendah 3 Tahun Terakhir, Analis Jelaskan Sebabnya
Melemahnya saham berkapitalisasi besar jadi perhatian.
![IHSG Terendah 3 Tahun Terakhir, Analis Jelaskan Sebabnya](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimage.fortuneidn.com%2Fpost%2F20220926%2Fjamie-street-vp4wmibxvcy-unsplash-243e920b9731f31f6c7ef116949b3818-089ce0270bb9dc2745730bc3948cff8f.jpg%3Fwidth%3D990%26height%3D660%26format%3Davif&w=2048&q=75)
Fortune Recap
- IHSG turun 1,75% atau 116,15 poin, mencapai level 6.531,99 pada Selasa (11/2), tetapi mengalami sedikit kenaikan sebesar 21,87 poin atau 0,33% pada Rabu (12/2).
- Selama lima hari berturut-turut, IHSG mengalami penurunan sekitar -7,9%, mencapai posisi terendah dalam tiga tahun terakhir.
- Penurunan IHSG disebabkan oleh melemahnya saham-saham berkapitalisasi besar dan keluarnya dana asing dari pasar saham domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun signifikan sebesar 1,75% atau 116,15 poin, mencapai level 6.531,99 pada perdagangan Selasa (11/2), melanjutkan tren penurunan yang sudah dimulai sejak pekan lalu. Pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (12/2), IHSG tercatat mengalami sedikit kenaikan sebesar 21,87 poin atau 0,33%, berada di posisi 6.553,86.
Adapun, selama lima hari berturut-turut, IHSG mengalami penurunan sekitar -7,9%, dan posisi IHSG pada Selasa kemarin merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir atau sejak Desember 2021.
Sentimen penurunan IHSG
Riset harian FAC Sekuritas menjelaskan penurunan IHSG disebabkan oleh melemahnya saham-saham berkapitalisasi besar dan keluarnya dana asing dari pasar saham domestik.
Investor asing terus melanjutkan aksi jual dengan mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp469,49 miliar. Hal ini turut menambah total akumulasi net sell investor asing yang sudah mencapai Rp8,91 triliun sejak awal 2025.
Dari sisi internal, Bank Indonesia mengumumkan bahwa indeks keyakinan konsumen (IKK) masih berada pada level optimis. Meskipun sedikit menurun dari 127,7 pada Desember 2024 menjadi 127,2 pada Januari 2025.
Sementara itu, Wall Street pada Selasa (12/2) malam ditutup variatif, DJIA (+0,28%), S&P 500 (+0,04%), & Nasdaq (-0,36%). Investor mempertimbangkan sikap hati-hati Ketua Fed Jerome Powell terhadap suku bunga dan tarif baru 25% dari Presiden Amerika Serikat (AS) Trump, yang memicu kekhawatiran potensi perang dagang.
Dalam kesaksiannya di Komite Perbankan Senat, Powell menegaskan kembali bahwa Fed tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dengan alasan ekonomi yang kuat dan inflasi yang terus menerus di atas target 2%.
Kemudian, di sisi lain, tarif Trump meningkatkan saham baja dan aluminium AS, termasuk Cleveland-Cliffs (+4,9%), Nucor (+0,6%), dan Alcoa (+0,7%). Apple naik +2,2% setelah berita kemitraan AI dengan Alibaba, sedangkan Tesla turun -6,3%.
FAC Sekuritas memperkirakan IHSG akan cenderung masih tertekan seiring berlanjutnya tekanan jual investor asing pada saham berkapitalisasi besar.