Laba Antam Anjlok 19,37 Persen dan Penjualannya Merosot 10,65 Persen
Kinerja 2023 itu lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Fortune Recap
- ANTM mencatat laba Rp3,08 triliun pada 2023, turun 19,37% dari tahun sebelumnya
- Penjualan emas turun 17,36% menjadi Rp26,12 triliun; penjualan nikel naik 60,88% menjadi Rp8,31 triliun
- Beban pokok penjualan ditekan menjadi Rp34,73 triliun; laba usaha turun 33,50% menjadi Rp2,62 triliun
Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan laba Rp3,08 triliun sepanjang 2023, lebih rendah sekitar 19,37 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,82 triliun.
Dari sisi top line, emiten pelat merah tersebut mengalami penurunan penjualan sebesar 10,65 persen dari Rp45,93 triliun pada 2022 menjadi Rp41,04 triliun pada 2023.
Penjualan perseroan masih didominasi oleh emas dengan capaian Rp26,12 triliun atau mengalami penurunan 17,36 persen dari Rp31,62 triliun pada 2022.
Kemudian, penjualan bijih nikel mengalami kenaikan 60,88 persen menjadi Rp8,31 triliun dari sebelumnya Rp5,19 triliun.
Sementara itu, penjualan ferronikel turun 91,99 persen menjadi Rp4,55 triliun dari sebelumnya Rp56,85 triliun; penjualan alumina turun menjadi Rp1,22 triliun atau turun 6,87 persen dari Rp1,31 triliun; dan penjualan bijih bauksit mencapai Rp466,96 miliar atau mengalami penurunan 24,44 persen dari Rp618,48 miliar.
Kemudian, penjualan perak turun menjadi Rp105,08 miliar atau turun 12,71 persen dari sebelumnya Rp120,34 miliar; dan penjualan logam mulia lainnya turun menjadi Rp41 juta atau mengalami penurunan 84,91 persen dari sebelumnya Rp265 juta.
Nilai penjualan bersihnya mencapai Rp41,05 triliun dan disumbang oleh penjualan bersih domestik yang mencapai Rp35,37 triliun atau setelah 86 persen dari total penjualan bersih Antam.
"Hal tersebut sejalan dengan strategi perusahaan untuk memperkuat pelanggan di dalam negeri pada produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit," demikian keterangan perseroan yang dikutip Senin (1/4).
Meskipun begitu, beban pokok penjualan Antam berhasil ditekan menjadi Rp34,73 triliun dari sebelumnya Rp37,71 triliun pada 2022, atau mengalami penurunan 7,90 persen.
Beban usaha turun menjadi Rp3,69 triliun dari sebelumnya Rp4,26 triliun, mengalami penurunan 13,38 persen. Akibatnya, laba usaha turun menjadi Rp2,62 triliun dari Rp3,94 triliun pada 2022 atau turun 33,50 persen.
Antam membukukan penghasilan lain-lain sebesar Rp1,23 triliun atau turun tipis dari 2022 yang sebesar Rp1,27 triliun. Sementara itu, beban pajak penghasilan turun menjadi Rp776,83 miliar dari sebelumnya Rp1,39 triliun.
"ANTM dapat menjaga profitabilitas dengan laba kotor sebesar Rp6,31 triliun dan laba usaha sebesar Rp2,62 triliun. Pada tahun 2023, ANTM mencapai nilai laba bersih per saham dasar sebesar 128,07 per saham dasar," demikian keterangan dari perusahaan.
Dari posisi keuangan, perusahaan mampu memperkuat struktur keuangan yang tecermin pada nilai ekuitas konsolidasian sebesar Rp31,17 triliun atau tumbuh 31 persen dibandingkan dengan nilai ekuitas pada tahun buku 2022 yang mencapai Rp23,71 triliun
Sepanjang tahun lalu, total asetnya mencapai Rp42,85 triliun atau tumbuh 27 persen jika dibandingkan dengan 2022 yang mencapai Rp33,64 triliun
Implementasi strategi operasional yang tepat melalui manajemen piutang usaha mendukung pertumbuhan profitabilitas Antam yang tecermin pada posisi arus kas bersih perusahaan dari aktivitas operasi sebesar Rp4,36 triliun.
Capaian tersebut memperkokoh struktur keuangannya dengan posisi saldo kas dan secara kas pada akhir periode 2023 mencapai Rp9,21 triliun atau naik 106 persen dari 2022 yang sebesar 4,48 triliun.