Grup Djarum Borong 559 Juta Saham Hermina Hasil Buyback

- Grup Djarum memborong 559,18 juta saham Hermina hasil buyback dengan nilai transaksi Rp1,04 triliun.
- Harga pembelian saham oleh Dwimuria mencapai Rp1.875 per lembar, jauh di atas harga pasar reguler.
- Dwimuria Investama Andalan kini resmi memegang 3,64 persen saham HEAL setelah saldo saham treasury menjadi nol.
Jakarta, FORTUNE - Grup Djarum, melalui entitas investasinya, PT Dwimuria Investama Andalan, melakukan pembelian besar-besaran atas 559,18 juta lembar saham PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL). Nilai transaksi fantastis dari pembelian saham hasil buyback ini mencapai Rp1,04 triliun.
Aksi korporasi ini dikonfirmasi langsung oleh manajemen Hermina dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/6). Transaksi tersebut dilakukan di luar bursa pada tanggal yang sama.
Saham yang dilepas merupakan saham treasury yang berasal dari hasil pembelian kembali (buyback) oleh perseroan.
“Melalui surat ini perseroan menyampaikan keterbukaan informasi terkait dengan hasil penjualan saham hasil pembelian kembali,” kata Wakil Direktur Utama HEAL, Yulisa Khiat, dalam keterangan resminya.
Langkah Grup Djarum ini menarik perhatian karena harga pembelian saham ditetapkan sebesar Rp1.875 per lembar. Harga ini jauh melampaui harga pasar reguler saham HEAL yang pada saat bersamaan berada pada kisaran Rp1.470 per saham.
Ini berarti Grup Djarum rela membayar harga premium sekitar 27,5 persen lebih tinggi demi mengamankan kepemilikan strategis pada jaringan rumah sakit ternama tersebut.
Pasca transaksi, saldo saham treasury HEAL kini menjadi nol. PT Dwimuria Investama Andalan, yang dimiliki oleh duo taipan Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, kini resmi menggenggam 3,64 persen saham HEAL.
Masuknya Grup Djarum ke Hermina mempertegas tren investasi oleh para konglomerat pada sektor layanan kesehatan. Sebelumnya, Grup Astra telah lebih dulu menjadi pemegang saham signifikan di HEAL melalui PT Astra International Tbk. (ASII).
Per akhir Mei 2025, kepemilikan Astra di Hermina mencapai 7,23 persen atau sekitar 1,11 miliar saham.
PT Dwimuria Investama Andalan juga dikenal sebagai entitas induk yang menjadi pemegang saham pengendali pada sejumlah emiten besar, seperti 54,94 persen di PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan 8,33 persen di PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).