Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Harga Konsisten Naik, SSIA Punya Kans Masuk Indeks MSCI

Kawasan industri Suryacipta Sedaya milik PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Kawasan industri Suryacipta Sedaya milik PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). (Dok. Suryacipta)

Jakarta, FORTUNE - Seberapa besar peluang saham emiten pemilik Subang Smartpolitan, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), masuk indeks MSCI Indonesia melalui hasil kocok ulang indeks periode Agustus 2025?

Sebagai konteks, pada 7 Agustus 2025, MSCI akan mengumumkan hasil peninjauan indeks, yang akan efektif mulai 27 Agustus 2025.

Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) menilai, SSIA berpeluang signifikan untuk ditambahkan ke MSCI Small Cap Index berkat lonjakan harga belakangan ini. Secara month-to-date, SSI mencatat saham SSIA telah melesat 82 persen. Katalis utamanya adalah akuisisi Djarum terhadap 5,89 persen saham perseroan.

Analis SSI Ahnaf Yassar dan Prasetya Gunadi mengatakan, reli harga tersebut telah mengangkat kapitalisasi pasar saham free float SSIA menjadi US$618 juta, melampaui ambang batas kriteria MSCI, yakni US$250 juta.

Selain itu, rasio nilai perdagangan tahunan (ATVR) SSIA pun kini mencapai US$1,8 juta per hari; melebihi kriteria US$1 juta per hari. "ATVR 12 bulannya pun di atas tolok ukur 10 persen," demikian catatan Ahnaf dan Prasetya dalam risetnya, dikutip Rabu (23/7).

Jika SSIA nantinya berhasil masuk ke dalam indeks MSCI, maka hal tersebut akan meningkatkan visibilitasnya di antara investor global. Manfaat lainnya adalah menarik aliran masuk pasif dari index-tracking funds, sehingga mengarah pada pembalikan pembelian bersih asing.

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyebut, SSIA memang telah memenuhi kriteria untuk masuk indeks MSCI. Faktor pendorongnya adalah konsistensi kenaikan harga yang mendongkrak kapitalisasi pasar.

"Tapi kan MSCI, pemilihannya terbatas juga, tidak semua dirangkul. Tapi paling tidak memang kuncinya saham-saham konsisten naik, otomatis kapitalisasi pasar naik. Jadi ya otomatis peluang untuk masuk ke MSCI juga terbuka, sangat terbuka lebar," jelasnya saat ditemui di Pluit, Jakarta (23/7).

Secara bisnis, konektivitas Subang Smartpolitan milik perseroan dengan Pelabuhan Patimban akan semakin kuat melalui tol Patimban yang ditargetkan rampung pada 2026. Setelah rampung, waktu tempuh antara kedua titik itu akan berkurang sekitar 70 persen atau memangkas 2 jam perjalanan saat ini.

Menurut SSIA, harga jual rata-rata lahan di kawasan industri itu telah mencapai US$120 per meter persegi, naik 50 persen (YoY). "Dengan selesainya jalan tol Patimban, kami memperkirakan ASP lahan Subang Smartpolitan akan melonjak sekitar 30 persen," kata Ahnaf dan Prasetya.

Selain itu, penyelesaian pembangunan Pelabuhan patimban Tahap I-2, yang dijadwalkan pada kuartal IV 2025 juga akan menjadi sentimen positif ke depannya. Jika itu terjadi, maka kapasitas pelabuhan akan naik menjadi 3,75 juta satuan setara dua puluh kaki (melejit lebih dari 1.400 persen) dan 600.000 CBU (naik 114 persen).

Saham SSIA diperdagangkan di harga Rp2.600 pada Rabu pukul 14.27 WIB. Target harga dari SSI adalah Rp4.000.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us