Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

IHSG Diproyeksi Konsolidasi dan Menguat, Apa Saja Sentimen Pekan Ini?

Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan menguat pada Senin (7/7).

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova memproyeksikan IHSG akan menguji kembali level 6.748 jika menembus di bawah support Fibonacci 6.813. Lebih lanjut lagi, IHSG akan mengekstensi wave (a) menuju 6.690 jika menembus di bawah 6.748.

"Di sisi lain, jika IHSG bertahan di atas 6.813, maka kemungkinan akan berkonsolidasi," kata Ivan dalam riset hariannya.

Level support IHSG berada di 6.813, 6.748, 6.690, dan 6.640, sedangkan level resistennya di 6.953, 7.018, 7.080, dan 7.122. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bearish.

Ivan memperkirakan IHSG bergerak di kisaran 6.840 dan 6.935. Daftar saham pilihannya adalah ADRO, AMRT, BBTN, PTBA, dan SMGR.

Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG melaju di rentang support 6.800, pivot 6.900, dan resisten 7.000. Saham-saham yang mereka soroti, yakni: MBMA, SMDR, DATA, LSIP, dan WIFI.

Sebelumnya, indeks di Wall Street pada pekan lalu ditutup menguat, didorong oleh tercapainya kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS)-Vietnam dan meningkatnya optimisme akan ekonomi AS setelah data nonfarm payrolls Juni lebih baik dari perkiraan. Presiden Trump menandatangani RUU pajak dan belanja negara AS menjadi UU pada Jumat (4/7).

Pekan ini fokus perhatian pasar pada perkembangan kesepakatan dagang antara AS dengan para mitra dagangnya. Trump mulai mengirimkan surat kepada 12 negara  mengenai besaran tarif yang akan mereka hadapi.

Investor juga akan mencermati FOMC minutes untuk mencari kejelasan lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed tahun ini. Musim rilis kinerja kuartal II 2025 akan dimulai pada pekan ini. OPEC+ akan menaikkan produksi minyak sebesar 548.000 bpd mulai Agustus 2025 (6/7), lebih cepat dari sebelumnya 411.000 bpd per bulan periode Mei-Juli 2025.    

Dari domestik, pekan ini akan dirilis data cadangan devisa, penjualan motor dan mobil, indeks keyakinan konsumen, dan penjualan ritel. Delegasi Indonesia dijadwalkan akan menandatangani MoU dengan AS pada 7 Juli 2025. Indonesia menawarkan komitmen untuk melakukan pembelian produk AS dalam jangka panjang senilai US$34 miliar, di atas defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia sebesar US$19 miliar.

"Pembelian tersebut termasuk pembelian energi senilai US$15.5 miliar. Pasar juga akan menantikan pencatatan sejumlah saham baru pada pekan ini," kata Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim dalam risetnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us