Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tantangan & Peluang Industri Kripto di Semester II-2025

Gambar memperlihatkan grafik pasar kripto yang mengalami penurunan tajam, mencerminkan kondisi terkini akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Intinya sih...
  • COO Upbit Indonesia melihat semester pertama 2025 sebagai periode penuh perkembangan signifikan dan optimisme pasar kripto.
  • Pelaku industri dan investor menghadapi tantangan regulasi, edukasi, dan faktor eksternal yang mempengaruhi kepercayaan pasar.
  • Jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 14,16 juta dengan nilai transaksi aset kripto sebesar Rp35,61 triliun serta adopsi blockchain yang tidak lagi terbatas pada sektor keuangan digital.

Jakarta, FORTUNE – Industri kripto masih menghadapi berbagai tantangan dan juga peluang di semester II-2025. Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia, Resna Raniadi menilai, pada semester pertama 2025 industri kripto penuh dengan perkembangan signifikan dan optimisme pasar. Kini pelaku industri dan investor tengah menatap semester kedua 2025 dengan ekspektasi baru.

“Paruh kedua tahun 2025 akan menjadi momen krusial untuk menguji ketahanan dan potensi industri aset digital. Kami melihat sejumlah sinyal positif dari sisi adopsi institusional, penggunaan blockchain di aset dunia nyata, hingga ekspansi aplikasi Web3 di berbagai sektor,” ujar Resna Raniadi melalui keterangan resmi di Jakarta, (25/6).

Geopolitik, regulasi hingga edukasi masih jadi tantangan industri kripto

ilustrasi kripto (unsplash.com/André François McKenzie)

Dari segi tantangan, lanjut Resna, pelaku pasar tetap perlu mencermati sejumlah faktor eksternal seperti perkembangan kebijakan dari regulator dan pemerintah, juga situasi makroekonomi hingga geopolitik global. Selain itu, pemahaman masyarakat terkait investasi kripto juga masih perlu ditingkatkan melalui edukasi. Semua elemen ini tentu dapat memengaruhi kepercayaan pasar serta laju adopsi di tingkat nasional maupun global.

“Kami menyadari bahwa industri ini masih sangat dinamis, dan justru karena itu, penting bagi para pengguna memiliki akses terhadap informasi yang kredibel.” tambah Resna.

Sehubungan dengan perkembangan aktivitas aset kripto di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga Mei 2025 terdapat 1.444 aset kripto yang dapat diperdagangkan. OJK juga telah menyetujui perizinan 23 entitas di ekosistem perdagangan aset kripto, yang terdiri dari 1 bursa kripto, 1 lembaga kliring penjaminan dan penyelesaian, 1 pengelola tempat penyimpanan, serta 20 pedagang kripto. Regulator ini juga sedang melanjutkan proses perizinan terhadap 10 calon pedagang aset kripto. 

Jumlah investor kripto di Indonesia tembus 14,16 juta

ilustrasi trading kripto (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Meski masih dihadapkan pada berbagai tantangan, industri kripto juga masih memiliki sejumlah peluang. Salah satunya ialah naiknya jumlah investor hingga semakin meningkatnya keterlibatan institusi keuangan global dalam aset kripto. 

Hingga April 2025, OJK mencatat jumlah investor atau konsumen kripto di Indonesia mencapai 14,16 juta konsumen. Adapun nilai transaksi aset kripto periode April 2025 tercatat sebesar Rp35,61 triliun atau naik bila dibandingkan dengan posisi Maret 2025 sebesar Rp32,45 triliun. Hal ini menunjukkan kepercayaan konsumen dan kondisi pasar yang tetap terjaga baik.

Melalui produk-produk seperti ETF berbasis kripto dan tokenisasi aset tradisional, institusi tidak hanya menjadi katalis pertumbuhan volume transaksi, tetapi juga menjadi sumber validasi yang penting bagi investor ritel.

Selain itu, adopsi blockchain kini juga tidak lagi terbatas pada sektor keuangan digital semata. Penggunaan teknologi ini untuk merepresentasikan aset fisik seperti properti, surat utang, dan komoditas menghadirkan cara baru dalam mengelola dan memperdagangkan aset secara transparan, efisien, dan tanpa batas geografis.

Terakhir ialah tren Web3 semakin menguat dengan tumbuhnya berbagai platform yang mengedepankan desentralisasi dan kepemilikan pengguna. Aplikasi di bidang gaming, hiburan, hingga logistik dan supply chain menunjukkan bahwa Web3 bukan sekadar tren teknologi, tetapi sebuah transisi fundamental dalam cara kerja industri digital.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us