KPEI: Ada 3 Calon Anggota Kliring PUVA Baru Siap Beroperasi di 2025

Jakarta, FORTUNE - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) menyatakan terdapat 3 anggota kliring CCP PUVA (Central Counterparty Pasar Uang dan valuta Asing) baru yang siap beroperasi pada 2025.
Direktur Utama KPEI, Iding Pardi, menjelaskan ketiga calon anggota kliring CCP PUVA itu dalam proses pendaftaran dan pemenuhan persyaratan, tetapi siap memulai operasional untuk produk tersebut tahun ini.
Bagaimana dengan jumlah pihak yang menyatakan minat dalam antrean? "Yang sudah ada peminatan itu 12 bank, tapi yang sudah pada tahap lanjut, siap beroperasi di 2025, itu ada 3 bank," kata Iding dalam Konferensi Pers HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia, dikutip Selasa (12/8).
Sebagai konteks, sejak CCP PUVA berlaku pada 26 September 2024, KPEI mencatatkan 8 anggota kliring CCP PUVA, yang juga pemegang saham CCP PUVA bersama Bank Indonesia.
Kedelapan bank itu, meliputi: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI); PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI); PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI); PT Bank Central Asia Tbk (BBCA); PT Bank Pertama Tbk (BNLI); PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII); PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN); serta PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Sebagai CCP PUVA, KPEI melakukan kliring terhadap transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), yakni transaksi derivatf valuta asing (dolar Amerika Serikat/USD) terhadap rupiah (IDR) berupa transaksi forward dengan mekanisme penyelesaian settled-to-market.
Hingga akhir Juli 2025, nosional transaksi PUVA berjumlah US$1,7 miliar dari 574 transaksi. Sementara itu, nosional nett posisi sejumlah US$1,5 miliar dari 487 jumlah nett posisi. Lebih lanjut, efisiensi netting dari transaksi PUVA mencapai 10,3 persen dengan nilai penyaluran (outstanding) sebesar US$160 juta.
KPEI sendiri mengakui adanya sejumlah tantangan dalam mengembangkan CCP di pasar uang, seperti terbatasnya instrumen dan partisipan dan nilai transaksi yang baru mencapai sekitar 10 persen dari potensi pasar.
"Jadi CCP ini satu infrastruktur pasar yang memang harus dikembangkan secara bersama-sama sehingga manfaatnya untuk pasar itu bisa lebih terasa," kata Iding.