Laba Astra Otoparts Turun Meski Pendapatannya Naik, Ini Sebabnya

- Laba Astra Otoparts turun 7,4% pada semester I tahun 2025, meski pendapatannya naik 4,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
- Pendapatan bersih dari segmen manufaktur tumbuh 6,1%, dengan diversifikasi bisnis non-otomotif ke alat kesehatan dan komponen alat berat.
- Segmen perdagangan mencatatkan pendapatan bersih naik 2,2%, didukung oleh bisnis ekspor dan jaringan ritel modern serta pengembangan jaringan pengisian daya KBL BB.
Jakarta, FORTUNE - Emiten komponen kendaraan yang juga anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), yakni PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatatkan penurunan laba bersih pada semester I tahun 2025. Ini terjadi di tengah kondisi pelemahan industri otomotif nasional.
Pada semester I 2025, AUTO membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp939,0 miliar, lebih rendah 7,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp1,0 triliun. Hal ini disebabkan pada 2024 perseroan membukukan keuntungan atas penjualan aset tetap yang sudah tidak digunakan untuk kegiatan manufaktur. Jika tanpa memperhitungkan keuntungan atas penjualan aset tetap tersebut, laba bersih konsolidasi perseroan pada semester I 2025 mencatatkan pertumbuhan 9,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2024.
Sejalan dengan itu, pendapatan bersih konsolidasi perseroan yang tercatat Rp9,6 triliun, naik tipis 4,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan kontribusi dari segmen manufaktur maupun perdagangan, serta strategi ekspansi yang tepat sasaran.
Di sisi neraca, total aset perseroan tercatat sebesar Rp22,0 triliun, mencerminkan posisi likuiditas perseroan yang kuat. Total liabilitas tercatat sebesar Rp6,2 triliun, menunjukkan struktur permodalan yang sehat dan prudent dalam mendukung kegiatan usaha dan rencana ekspansi ke depan.
Sophie Handili, Direktur Astra Otoparts mengatakan, kinerja semester I tahun ini menunjukkan bahwa Astra Otoparts mampu menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dengan terus berfokus pada efisiensi, inovasi, dan perluasan pasar.
“Kami akan terus memperkuat kontribusi kami melalui peningkatan kualitas, integrasi rantai pasok, pengembangan pasar ekspor, dan berusaha hadir lebih dekat dengan konsumen, melalui penguatan jaringan ritel serta memberikan pelayanan yang lebih baik,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7).
Diversifikasi Bisnis Non-Otomotif

Pendapatan bersih dari segmen manufaktur Astra Otoparts sebesar Rp5,0 triliun pada semester I 2025, atau tumbuh sebesar 6,1 persen dibandingkan Rp4,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan dari pelanggan Original Equipment Manufacturer, khususnya untuk komponen kendaraan roda empat dan roda dua baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Selain produk komponen otomotif, AOP juga terus memperluas diversifikasi bisnis ke sektor non-otomotif, termasuk alat kesehatan, komponen alat berat, dan industri manufaktur perkeretaapian. Perseroan juga mendukung ekosistem kendaraan listrik nasional melalui produksi general parts maupun specific parts untuk kendaraan x-EV dan menghadirkan mesin pengisian daya kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) melalui merek Altro.
Segmen Perdagangan
Pada segmen perdagangan, AOP mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp4,6 triliun, atau meningkat sebesar 2,2 persen jika dibandingkan Rp4,5 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, didukung oleh kontribusi bisnis ekspor dan jaringan ritel modern seperti Shop & Drive dan Astra Otoservice.
Di tengah pelemahan daya beli masyarakat, Astra Otoparts juga terus memperkuat kanal digital melalui platform astraotoshop.com untuk menjangkau konsumen secara efisien dan lebih luas, baik melalui jaringan Business to Business (B2B) maupun Business to Consumer (B2C).
Perseroan juga semakin memperkuat fondasi bisnis berkelanjutan melalui pengembangan jaringan pengisian daya KBL BB melalui Astra Otopower. Hingga akhir Juni 2025, Astra Otopower telah tersedia di 40 lokasi mencakup area perkantoran, perumahan, rest area, segmen pusat kuliner dan gaya hidup, hingga ruang publik lainnya.
“Ke depan, perseroan akan terus fokus pada penguatan kinerja operasional, peningkatan efisiensi, serta inovasi berkelanjutan untuk menjaga daya saing jangka panjang di sektor otomotif maupun non-otomotif,” ujar Sophie.