Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Lika-Liku IPO COIN: dari Pengendali yang Disoroti hingga Debut ARA

20250709_092241.jpg
Andrew Hidayat, salah satu investor pengendali bersama COIN di Bursa Efek Indonesia, Rabu (9/7). (Fortune Indonesia/Tanayastri Dini)

Jakarta, FORTUNE - Salah satu investor pengendali bersama PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN), Andrew Hidayat, menjadi sorotan media massa beberapa hari belakangan, tepatnya selama periode IPO induk usaha bursa kripto Indonesia itu.

Berdasarkan prospektus IPO, COIN tercatat dikendalikan secara bersama-sama oleh Andrew, Aaron Ang Nio, Jeth Soetoyo, dan Budi Mardiono (BM).

Andrew, selepas seremoni pencatatan perdana saham COIN di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), berdiri di hadapan para awak media. Ia akhirnya membuka suara perihal kabar tentangnya yang ramai diberitakan sejak prospektus IPO COIN dipublikasi jelang akhir Juni 2025.

Sebagai konteks, namanya bertaut dengan beberapa kasus hukum, seperti lelang aset sitaan Kejaksaan Agung (2023) dalam bentuk tambang batu bara, juga kasus suap yang masuk Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.

"Kejadian 10 tahun yang lalu memang pelajaran yang sangat berharga buat saya. Saya ambil hikmahnya untuk jadi pebisnis yang lebih baik," katanya, Rabu (9/7).

Sementara itu, dalam prospektus IPO, Andrew menyatakan ia bukanlah pemilik manfaat akhir PT Indobara Utama Mandiri (IUM), aset sitaan Kejagung yang dilelang di bawah harga pasar.

"Keraguan teman-teman terhadap mungkin riwayat-riwayat saya dulu akan lebih bisa diawasi dengan kami menjadi perusahaan terbuka," ujar Andrew.

Aksi COIN untuk melantai di bursa dinilai sebagai langkah positif bagi pengawasan terhadap perseroan dan tata kelolanya. Tak hanya untuk publik domestik, tapi juga mancanegara.

"Saya pikir mereka, khususnya pemain-pemain yang di asing, akan lebih bisa melihat kinerja dan tata kelola kami. Mereka akan lebih bisa nyaman. Lalu regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini sangat terbuka dengan investor asing ya untuk membuka PMA dan trading crypto," katanya.

IPO COIN oversubscribed dan ARA

20250709_102628.jpg
IPO COIN, Rabu (9/7). (Fortune Indonesia/Tanayastri Dini)

IPO COIN mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari 180 kali. Total pemesanan atas sahamnya pun melampaui 200.000 calon investor. Sahamnya menyentuh ARA (auto reject atas) dengan penguatan 35 persen ke harga Rp135 sepanjang perdagangan perdana.

Direktur Utama COIN, Ade Wahyu mengatakan, keputusan COIN menjadi perusahaan terbuka akan kian memperkuat ekosistem aset kripto Indonesia yang terus bertumbuh. Berdasarkan data laporan terbaru dari Chainalysis Global Crypto Adoption Index, Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam adopsi aset kripto global, naik dari peringkat sebelumnya di posisi ketujuh.

Peningkatan terhadap adopsi aset kripto secara global didukung oleh semakin meningkatnya jumlah konsumen aset kripto nasional yang sudah mencapai 14,16 juta orang per April 2025, atau terus bertambah dibandingkan Januari 2025 di angka 12 juta orang. Total transaksi aset kripto Indonesia sendiri sudah mencapai hingga Rp650,61 triliun pada akhir 2024.

"Bursa CFX dan Lembaga Kustodian ICC [anak-anak usaha COIN] tidak hanya menjadi rumah bagi industri aset kripto di Indonesia, tetapi juga diharapkan akan mampu untuk menjadi pusat perdagangan aset kripto di kawasan Asia Tenggara,” kata Ade.

Direktur Keuangan COIN Abraham Nawawi mengatakan, dalam IPO ini, COIN berhasil mengantongi total dana IPO sebesar Rp220 miliar, dengan harga penawaran Rp100 per saham. "Perseroan akan mempergunakannya untuk mendukung kebutuhan modal kerja perusahaan anak, yakni CFX dan ICC yang masing-masing memperoleh sebesar 85 persen dan 15 persen," kata Abraham.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us