Nyaris Capai Target, Dana Kelolaan Sucor AM Tembus Rp29,4 Triliun

- Sucor AM mencatatkan AUM Rp29,40 triliun per Juni 2025, hampir mencapai target Rp30 triliun yang dibidik tahun ini.
- AUM tersebut mengantarkan Sucor AM menjadi salah satu manajer investasi teratas di Indonesia.
- Kontributor terbesar berasal dari reksa dana pasar uang Sucorinvest Sharia Money Market Fund.
Jakarta, FORTUNE - PT Sucorinvest Asset Management (Sucor AM) mencatatkan kinerja solid sepanjang semester I-2025 dengan total dana kelolaan atau asset under management (AUM) mencapai Rp29,40 triliun per akhir Juni 2025. Pencapaian ini membuat perusahaan hampir menyentuh target yang ditetapkan untuk keseluruhan tahun.
“Sebenarnya target kami Rp30 triliun,” ujar Head of Investment Specialist & Product Development Sucorinvest Asset Management, Lolita Liliana, kepada pers di Jakarta, Selasa (15/7).
Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 25,64 persen secara year-to-date (YTD) dari posisi AUM Rp23,4 triliun pada akhir Desember 2024. Kinerja tersebut menempatkan Sucor AM pada posisi ke-8 manajer investasi dengan AUM terbesar di Indonesia, dengan pangsa pasar (market share) mencapai 5,41 persen.
Lolita menjelaskan, kontributor utama pertumbuhan dana kelolaan tersebut berasal dari produk reksa dana pasar uang, yakni Sucorinvest Sharia Money Market Fund. Menurutnya, tren penurunan suku bunga menjadi katalis positif yang mendorong minat investor pada produk tersebut.
“Kenaikan paling banyak [disumbang] oleh money market saat ini,” kata Lolita.
Untuk mencapai target Rp30 triliun pada akhir tahun, Sucor AM akan melanjutkan strategi peluncuran produk baru. Belum lama ini, perusahaan telah merilis produk reksa dana saham baru yang pemasarannya akan bekerja sama dengan berbagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).
“Kami masih ada yang akan launch, [yaitu] reksa dana terproteksi. Sisanya mungkin kami memang ada rencana juga untuk meluncurkan ETF (Exchange Traded Fund),” ujarnya.
Hingga saat ini, Sucor AM telah memiliki basis investor yang besar, dengan total 2,2 juta investor terdaftar. Dari jumlah tersebut, sekitar 400.000 di antaranya merupakan investor aktif yang memiliki saldo investasi.