Pasar Masih Euforia Tarif Turun, IHSG Diprediksi Menguat Lagi

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi kembali menguat pada Jumat (18/7), setelah ditutup naik 1,32 persen ke level 7.287,02 kemarin sore.
Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan IHSG telah melewati resisten 7.239 pada hari Kamis dan kini mendekati resisten berikutnya, yaitu 7.324. Dari pergerakan tersebut, IHSG sudah membuka peluang terhadap tren naik jangka menengah meskipun tetap masih ada kemungkinan terbentuk pola koreksi running flat ke depannya.
"Dalam jangka pendek, reli diperkirakan terus berlanjut selama IHSG tidak turun di bawah 7.164," kata Ivan dalam riset hariannya.
Level support IHSG berada di 7.226, 7.164, dan 7.102. Sementara itu, level resistennya di 7.324, 7.444, dan 7.530. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bullish.
Binaartha Sekuritas memprediksi IHSG hari ini bergerak di kisaran support 7.280 dan resisten 7.320. Daftar saham pilihan tim Binaartha adalah ASII, BBTN, GOTO, ICBP, dan UNTR.
Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG melaju di antara rentang support 7.250, pivot 7.300, dan resisten 7.325. Saham-saham yang mereka soroti, meliputi: PSAB, TLKM, HRUM, JSMR, dan AMRT.
Sebagai konteks, faktor-faktor positif pendukung penguatan IHSG kemarin masih berasal dari euforia diturunkannya tarif resiprokal untuk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen, penurunan BI Rate menjadi 5,25 persen, beberapa berita positif individual emiten, serta musim pengumuman kinerja kuartal II 2025 yang semakin dekat. Itu membuat nilai transaksi berada di atas nilai rata-rata harian. Belum lagi, 4 dari 11 sektor membukukan kenaikan, dengan saham sektor teknologi mencatatkan kenaikan terbesar.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim mengatakan, tercapainya kesepakatan dagang awal dengan AS, sehingga tarif untuk Indonesia diturunkan menjadi 19 persen dari 32 persen, diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekspor Indonesia. Itu karena hingga saat ini tarif Indonesia merupakan yang terendah kedua di kawasan Asia Tenggara, setelah Singapura.
Selain itu, tercapainya kesepakatan untuk menyelesaikan perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade, harapannya juga berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia ke Eropa.
"Sedangkan penurunan BI Rate diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah indikasi melemahnya daya beli masyarakat akhir-akhir ini," kata Ratna dalam riset hariannya.
Secara teknikal, indikator MACD menunjukkan pelebaran slope positif dengan didukung oleh kenaikan histogram positif. Indikator accumulation/distribution menunjukkan akumulasi volume, mendukung tren penguatan.
Dengan sentimen-sentimen tersebut, IHSG diperkirakan berpotensi menguji level resistance di 7.300-7.325.
"Namun perlu diwaspadai aksi profit taking jangka pendek pada akhir pekan yang didukung oleh indikator Stochastic RSI yang berada di area overbought," kata Ratna.