Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Penurunan Penjualan Mobil dan Harga Batu Bara Tekan Laba Bersih Astra

Menara Astra.
Menara Astra. (dok. Astra)
Intinya sih...
  • Laba bersih Grup Astra turun 4 persen menjadi Rp16,0 triliun pada semester I 2025.
  • Penjualan mobil nasional menurun 9 persen, menggerus pangsa pasar Astra dari 57% menjadi 54%.
  • Laba bersih divisi otomotif & mobilitas grup menurun 8 persen menjadi Rp5,3 triliun.

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan konglomerasi PT Astra International Tbk (ASII) mencatat penurunan kinerja keuangan sepanjang semester I 2025. Laba bersih Grup Astra pada periode tersebut tercatat menurun seiring dengan menyusutnya kontribusi bisnis otomotif dan batu bara.

Pada semester I 2025, ASII membukukan pendapatan bersih konsolidasian sebesar Rp162,9 triliun, naik tipis 2 persen jika dibandingkan semester pertama 2024.

Kendati demikian, laba bersih Grup, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, mencapai Rp16,0 triliun, turun 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Demikian juga jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar tersebut, maka laba bersih Grup menurun 2 persen menjadi Rp15,5 triliun.

Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari bisnis jasa penambangan, pertambangan batu bara, dan mobil.

Sementara, kinerja positif dan resilient terlihat dari bisnis lain portofolio grup, dengan kontribusi yang lebih tinggi, khususnya dari segmen jasa keuangan, infrastruktur, dan agribisnis.

Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra International mengatakan kinerja Grup pada semester pertama tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, seiring dengan kondisi bisnis yang menantang.

“Grup memperkirakan bahwa dampak dari kondisi harga batu bara yang lebih rendah dan lemahnya pasar mobil nasional, dapat menyebabkan kinerja Grup yang relatif sama untuk sisa tahun ini,” katanya dalam keterangan tertulis dikutip Kamis (31/7).

Namun demikian, ASII masih optimistis dengan ketahanan portofolio bisnisnya yang terdiversifikasi, dan berkomitmen untuk menjaga disiplin keuangan serta keunggulan operasional, sambil terus secara seksama mencari peluang pertumbuhan jangka panjang.

Nilai aset bersih ASII per saham pada 30 Juni 2025 naik sebesar 2 persen menjadi Rp5.385 dengan kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup, mencapai Rp12,7 triliun pada 30 Juni 2025, dibandingkan Rp8,0 triliun pada 31 Desember 2024.

Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp64,0 triliun pada 30 Juni 2025, meningkat dibandingkan Rp60,2 triliun pada 31 Desember 2024.

Kontribusi segmen Bisnis

Toyota pamerkan sejumlah produk baru di ajang GIIAS 2024 .
Toyota pamerkan sejumlah produk baru di ajang GIIAS 2024 (dok. Ekarina)

Berdasarkan segmen bisnis, segmen otomotif dan alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi mengalami penurunan paling dalam dibandingkan segmen bisnis lain.

Laba bersih divisi otomotif dan mobilitas grup menurun 8 persen menjadi Rp5,3 triliun, mencerminkan volume penjualan yang lebih rendah di tengah pasar otomotif nasional yang lemah.

Kondisi ini sejalan dengan industri nasional, di mana penjualan mobil secara nasional menurun 9 persen menjadi 375.000 unit pada semester pertama 2025. Turunnya penjualan grup Astra pada akhirnya turut menggerus pangsa pasar Astra dari 57 persen menjadi 54 persen.

Sedangkan pada segmen dua roda, penjualan sepeda motor secara nasional menurun 2 persen menjadi 3,1 juta unit pada semester pertama 2025. Pangsa pasar PT Astra Honda Motor relatif stabil di 77 persen.

Dari bisnis komponen otomotif, kontribusi bisnis PT Astra Otoparts Tbk, yang 80 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan, meningkat sebesar 11 persen menjadi Rp751 miliar pada semester pertama 2025, dengan peningkatan kontribusi dari semua segmen.

Adapun, OLX mobbi, bisnis mobil bekas Grup, membukukan penjualan mobil bekas meningkat 26 persen menjadi 15.100 unit.

Segmen alat berat dan pertambangan

Ilustrasi : Alat berat Komatsu yang dipasarkan oleh PT United Tractors Tbk. (UNTR).
Ilustrasi : Alat berat Komatsu yang dipasarkan oleh PT United Tractors Tbk. (UNTR).

Pada divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5 persen sahamnya dimiliki oleh perseroan, mencatat penurunan laba bersih 15 persen menjadi Rp5 triliun.

Penurunan pada bisnis jasa penambangan dan pertambangan batu bara, sebagian diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pertambangan emas dan alat berat.

Dari sisi volume, penjualan alat berat Komatsu meningkat 27 persen menjadi 2.700 unit, terutama didorong oleh peningkatan permintaan dari semua sektor. Pendapatan dari suku cadang dan jasa juga meningkat.

Sementara penyedia jasa penambangan, PT Pamapersada Nusantara, mencatatkan pengupasan lapisan tanah yang lebih rendah 9 persen menjadi 533 juta bank cubic metres, terutama disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.

Demikian juga, anak perusahaan UT di bidang pertambangan batu bara melaporkan penjualan batu bara miliknya sebesar 7,8 juta ton (termasuk 2,1 juta ton batu bara metalurgi), dibandingkan dengan 7,5 juta ton (termasuk 1,6 juta ton batu bara metalurgi) pada semester pertama tahun 2024. Pendapatan dari bisnis ini terdampak oleh harga batu bara yang lebih rendah.

Bisnis pertambangan emas UT melaporkan peningkatan penjualan emas sebesar 14 persen menjadi 125.000 ons, dengan harga emas yang meningkat sebesar 37 persen.

Tak hanya mencatat penurunan, beberapa divisi grup Astra masih mencatat pertumbuhan, seperti jasa keuangan yang meningkat 6 persen menjadi Rp4,4 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dengan nilai portofolio pembiayaan yang meningkat.

Sementara laba bersih dari divisi Agribisnis Grup, PT Astra Agro Lestari Tbk, yang 79,7 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan, meningkat 40 persen menjadi Rp559 miliar.

Kenaikan ini salah satunya disebabkan okeh naiknya harga minyak kelapa sawit (CPO) sebesar 17 persen menjadi Rp14.285/kg serta kenaikan volume penjualan CPO dan produk turunannya meningkat 13 persen menjadi 883.000 ton.

Begitu pun pada divisi infrastruktur grup yang mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 38 persen menjadi Rp636 miliar, disebabkan oleh peningkatan volume lalu lintas dan tarif jalan tol.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us