Prospek CDIA di tengah Suspensi dan Aksi Beli Direksi

Jakarta, FORTUNE - Harga saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) telah meroket 491,80 persen sejak hari pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan harga yang telah menyentuh level Rp1.515, bagaimana prospek saham afiliasi Prajogo Pangestu itu ke depannya?
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, kenaikan harga dari CDIA menggambarkan besaran minat pasar. Dari segi teknikal, ia pun masih melihat peluang saham itu menguat.
Bagaimana dari segi fundamental? Jika mengacu pada prospektus IPO CDIA, pendapatan dan laba bersih perseroan tercatat naik pada 2024. Dikutip dari prospektus, pendapatan CDIA mencapai US$102,25 juta per 31 Desember 2024. Sementara itu, laba bersihnya mencapai US$30,63 juta.
Berdasarkan keterbukaan informasi, CDIA mengumumkan akan menyampaikan laporan keuangan interim kuartal II 2025 paling lambat akhir September 2025. "Jika kinerja keuangan juga menunjukkan hasil yang baik, maka harga saham berpotensi terus terapresiasi," kata Nafan.
Saat ini, perdagangan saham CDIA sedang disuspensi sementara oleh BEI. Ini merupakan suspensi kedua kalinya sejak pencatatan saham perdananya.
Di tengah suspensi perdagangan tersebut, manajemen perseroan terungkap melakukan aksi beli. Yang terbaru dilakukan oleh Direktur CDIA, Andre Khor Kah Hin. Pada 18 Juli 2025, ia membeli 15 juta saham CDIA di harga Rp800 untuk investasi langsung. Artinya, Andre merogoh Rp12 miliar untuk transaksi tersebut. Setelah transaksi, Andre pun tercatat memiliki 0,012 persen saham CDIA.
Sebelum Andre, Presiden Drektur CDIA, yakni Fransiskus Ruly Aryawan pun telah membeli 5 juta saham CDIA (0,004 persen) dengan harga serupa pada 17 Juli 2025. Transaksi itu setara dengan Rp4 miliar. Bersama dengan Fransiskus, Direktur CDIA lain, Jonathan Kandinata juga melakukan aksi beli dengan jumlah dan nilai serupa.