Prospek Kinerja TLKM di Paruh-II 2025: Akankah ada Pemulihan?

Jakarta, FORTUNE - BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) memangkas proyeksi laba bersih PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sekitar 11,2 persen–12,5 persen pada periode 2025–2027.
Tim Riset BRIDS memperhitungkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan pada semester-I 2025. Namun, mereka mengharapkan adanya pemulihan pada bisnis seluler pada paruh-II 2025.
"Kami memperkirakan tekanan yield bisnis seluler akan mereda di tengah perbaikan harga dan penyederhanaan produk yang sedang berlangsung," jelas Analis BRIDS, Kafi Ananta dan Erindra Krisnawan, dalam risetnya, dikutip Kamis (22/8).
Ekspektasi pemulihan bisnis seluler pada semester-I 2025 ditopang oleh kenaikan daya tarik perbaikan harga di industri karena penetapan ulang harga paket perdana. Menurut manajemen, sebagian besar produk lama telah diserap pada Juni 2025.
Selain itu, terdapat penyederhanaan produk, dengan jumlah SKU berkurang dari 6.000 menjadi sekitar 400, dengan target 200. Ditambah lagi dengan adanya rasionalisasi kuota bonus.
Katalis lainnya adalah alokasi anggaran bantuan sosial yang diproyeksikan naik 5 persen (YoY) pada semester-II 2025. Tim riset Indo Premier Sekuritas (IPOT) menilai, langkah itu seharusnya menopang pendapatan rumah tangga hingga memperbaiki prospek daya beli, yang akan berdampak terhadap bisnis telekomunikasi.
"Kami memperkirakan perbaikan ARPU agregat [industri] pada paruh kedua 2025, dengan kenaikan lanjutan sebesar 5 persen (YoY) pada 2026. Itu akan ditopang oleh kemajuan pemulihan pasar dan prospek daya beli lebih baik," demikian menurut Analis IPOT, Aurelia Barus dan Belva Monica dalam risetnya.
Kendati begitu, BRIDS memperkirakan ARPU atau rata-rata pendapatan per pengguna menurun sebesar 3 persen (YoY) pada 2025. Penyebab utamanya adalah koreksi tajam 7,5 persen (YoY) pada semester-I 2025 dan pelemahan pendapatan seluler 9,2 persen pada kuartal-II 2025.
Akibatnya, pendapatan seluler TLKM diproyeksi turun 3 persen (YoY) pada 2025. "Yang menyiratkan rebound pendapatan data sebesar 4,6 persen (YoY) pada semester-II 2025," catat Kafi dan Erindra.
Sementara itu, BRIDS memperkirakan penurunan ARPU terbatas pada bisnis Indihome sebesar 8 persen (YoY) di angka Rp220.000 pada 2025. Kemudian, bisnis enterpise dan whole sale pun diperkirakan melambat 5 persen (YoY).
Secara menyeluruh, BRIDS pun memproyeksikan pendapatan perseroan pada 2025 menurun 2,9 persen (YoY), di bawah ekspektasi manajemen yang relatif stagnan. Proyeksi EBITDA pun diturunkan menjadi sekitar 4,8 persen–6 persen pada 2025–2027.
"Kami mempertahankan target harga di Rp3.500, dengan menerapkan kelipatan EV/EBITDA 5 tahun lebih tinggi terhadap rata-rata," demikian analisis tim BRIDS.