Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Selepas Koreksi Karena Profit Taking, IHSG Diproyeksi Kembali Naik

Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada Kamis (31/7), setelah ditutup menurun 0,89 persen di level 7.549,88 kemarin.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan IHSG berpotensi untuk menguji garis SMA-10 sebagai support dinamis jika turun di bawah support terdekat di 7.515 pada hari ini.

"Selama penutupan harian masih di atas garis SMA-10, maka IHSG dapat melanjutkan tren naik sebelumnya," kata Ivan dalam risetnya.

Level support IHSG berada di 7.515, 7.432, 7.354, dan 7.271. Sementara level resistennya berada di 7.720, 7.805, dan 7.910. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral.

Binaartha Sekuritas memprediksi IHSG hari ini bergerak di antara level 7.520 dan 7.640. Daftar saham pilihannya, yakni: AKRA, BBCA, BBNI, CPIN, dan ICBP.

Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG melaju di rentang support 7.470, pivot 7.550, dan resisten 7.600. Saham-saham pilihannya, meliputi: EMTK, AUTO, PWON, ARTO, dan LSIP.

Sebelumnya, IHSG ditutup melemah di level 7549.89 pada perdagangan Rabu. Pelemahan ini antara lain disebabkan oleh aksi profit taking setelah IHSG mengalami reli lebih dari tiga pekan. Saham sektor infrastruktur mencatatkan koreksi terbesar, sebaliknya saham sektor teknologi membukukan kenaikan terbesar.

Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim menilai, secara teknikal, indikator Stochastic RSI mengalami death cross di area overbought dengan potensi terjadi pembalikan arah ke bawah. Indikator MACD juga menunjukkan penyempitan positive slope-nya dengan histogram positif yang menurun.

"Tekanan volume jual juga mengalami kenaikan. Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi pada level 7.470-7.500," kata Ratna dalam risetnya.

Investor akan mencermati data manufacturing PMI dari Tiongkok pada Juli 2025 (31/7), yang diperkirakan cenderung stabil pada kisaran level 49,7. Investor juga menantikan pertemuan Bank of Japan (31/7), yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada level 0,5 persen.

Sementara itu, indeks consumer confidence Jepang pada Juli 2025 diperkirakan sedikit membaik pada level 35,1 dari 34,5 pada Juni 2025. Investor juga akan menantikan indeks core PCE prices, yang merupakan data inflasi yang dicermati oleh The Fed, yang pada Juni lalu diperkirakan naik menjadi 0,3 persen (MoM) dari 0,2 persen (MoM) pada Mei 2025.

Lalu, ada kabar dari Amerika Serikat (AS), yakni Presiden Trump yang menyatakan akan memberlakukan tarif sebesar 25 persen terhadap produk-produk impor dari India mulai 1 Agustus 2025.  

Share
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us