Ambisi GoTo Financial Setelah Penyaluran Kredit Naik 200%
Penyaluran kredit GTF capai Rp4,3 T di Jan–September 2024.
Fortune Recap
- GoTo Financial (GTF) menyalurkan pinjaman senilai Rp4,3 triliun pada Jan-Sep 2024, naik 200% dari periode yang sama di 2023.
- NPL GTF tetap stabil sekitar 1%, berkat fokus pada pinjaman bertanggung jawab dan data ekosistem komprehensif.
- Pendapatan pinjaman GoTo Financial meroket 593% (YoY) menjadi Rp1,23 triliun pada 9 bulan awal 2024, dari Rp178 miliar pada periode yang sama di 2023.
Jakarta, FORTUNE - Bisnis keuangan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), GoTo Financial (GTF), telah menyalurkan pinjaman (outstanding loan) senilai Rp4,3 triliun pada Januari–September 2024. Angka itu naik 3 kali lipat atau 200 persen (YoY) dari periode yang sama di 2023.
Bersama dengan pertumbuhan itu, GoTo tetap menjaga tingkat kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sekitar 1 persen, masih sesuai dengan NPL pada panduan tahunan perseroan, yakni 1,3 persen.
Mengapa NPL GTF tetap terjaga sesuai panduan walau ada pertumbuhan signifikan dalam penyaluran kredit? “Level NPL kami tetap stabil seiring fokus kami pada pinjaman bertanggung jawab dan mengurangi risiko melalui data ekosistem komprehensif yang membantu kami menilai kelayakan kredit secara efektif,” kata Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo dalam sesi pengumuman kinerja kuartal III 2024 GOTO, dikutip Kamis (31/10).
Itu berkaitan dengan data ekosistem Grup GoTo yang komprehensif, sehingga memungkinkan perseroan mendorong pertumbuhan pengguna sekaligus memperdalam penetrasi pinjaman.
Secara persentase, sekitar 45 persen pinjaman berasal dari pengguna Tokopedia atau segmen e-commerce. Kemudian ada sekitar 40 persen pinjaman dari Gojek, dan 15 persen dari aplikasi Gopay.
Patrick mengatakan, “Diversifikasi lintas platform itu menunjukkan potensi cross-selling dalam bisnis kami.”
Hal itu tercermin pada pertumbuhan MTU (monthly transacting users) GoTo Financial sebesar 35 persen (YoY) menjadi 18,8 juta. GTV inti GoTo Financial pun bertumbuh 82 persen (YoY) menjadi Rp64,4 triliun berkat peluncuran aplikasi Gopay yang menggenjot kenaikan pembayaran konsumen.
Pendapatan pinjaman GoTo Financial pun meroket 593 persen (YoY) menjadi Rp1,23 triliun pada 9 bulan awal 2024, dari Rp178 miliar pada periode yang sama pada 2023. Secara kuartalan, kenaikan pendapatan pinjaman GoTo Financial pun mencapai 527 persen (YoY) menjadi Rp565 miliar di kuartal III 2024, dari sebelumnya Rp90 miliar.
Ke depan, Grup GoTo membidik kenaikan penyaluran pinjaman dua kali lipat di 2025 dibandingkan dengan capaian per September 2024. Sebab, perseroan masih melihat ruang pertumbuhan besar, karena penetrasi pinjaman relatif rendah, hanya beberapa persen dari total pengguna. Saat ini, permintaan kredit substansial baru dilakukan oleh 1 dari 7 pengguna di ekosistem GoTo dalam 12 bulan terakhir.
Ambisi GoTo pada GoTo Financial juga dituangkan dalam proyeksi EBITDA yang disesuaikan positif khusus lini bisnis tersebut mulai kuartal IV 2024. Jika itu berhasil diraih, maka itu berarti realisasinya akan lebih cepat setahun dari panduan sebelumnya.
Apa yang melandasi optimisme itu? Kinerja terbaru GOTO., Pada kuartal III 2024, EBITDA yang disesuaikan GoTo Financial sudah membaik 83 persen (YoY) menjadi minus Rp65 miliar, dari Rp388 miliar pada kuartal III 2023.
Direktur Keuangan Grup GoTo, Simon Ho berujar, “Bisnis kami berkembang pesat terutama untuk segmen fintech dan kami terus berhati-hati dalam mengelola beban.”