MNC Energy (IATA) Akuisisi Tambang Baru, Dampaknya ke Keuangan?
Akuisisi oleh IATA disebut berdampak positif bagi keuangan.
Jakarta, FORTUNE - Emiten pertambangan MNC Group, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), resmi menguasai 100 persen saham PT Putra Muba Coal (PMC); pemilik pertambangan batu bara di banyuasin Sumatera Selatan.
Ini terjadi setelah cucu usaha IATA, PT Sumatra Resources (SR) meningkatkan kepemilikan saham atas PMC sebesar 46,16 persen; dari sebelumnya 53,84 persen. PT Bhakti Coal Resources—anak usaha IATA—merupakan induk SR.
Dengan begitu, emiten milik Hary Tanoesoedibjo itu kini menguasai cadangan batu bara 54,8 juta metric ton (MT) dari 2.947 hektare konsesi di Kabupaten Musi, Banyuasin, Sumatra Selatan milik PMC. Dus, langkah itu sesuai dengan ambisi perseroan untuk memperkuat posisi di sektor energi, khususnya pertambangan batu bara.
“Akuisisi ini tentu akan meningkatkan profitabilitas IATA,” tulis manajemen, dikutip dari keterbukaan informasi, Senin (11/4).
Prospek PMC ke depan
Sepanjang 2021, kegiatan operasional PMC telah mencetak pendapatan senilai US$56,32 juta dan memiliki EBITDA sebesar US$24,01 juta.
Kinerja ini disokong oleh lonjakan harga batu bara karena peningkatan permintaan dan masalah rantai pasokan akibat kondisi geopolitik, manajemen optimistis akuisisi itu bakal mempercantik posisi keuangan PMC dengan estimasi profit dua kali lipat pada 2022.
Apalagi, PMC berniat menambah produksi dari 2 juta MT pada 2021 menjadi 4,5 juta MT pada 2022. Selama ini, PMC berkontribusi 58 persen terhatap jumlah target produksi PT Bhakti Coal Resources, yakni 7,8 juta MT pada 2022.
PMC pun mempunyai pelabuhan yang berada di Sungai Tungkal, berjarak sekitar 10 km dari tambang dan sekitar 161 km ke area transhipment di pelabuhan Tanjung Buyut.
Sebagai catatan, BCR milik IATA menaungi 9 perusahaan batu bara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan yang terdiri dari:
- PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC) yang menghasilkan batu bara di kisaran GAR 2.800–3.600 kkal/kg.
- PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE) yang akan mulai produksi tahun ini.
- PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Primaraya Energi (PE), dan PT Putra Mandiri Coal (PUMCO) yang didesain untuk beroperasi dalam satu/dua tahun dari saat ini.