MARKET

IPO di Nasdaq, Truecaller Bidik Indonesia Jadi Pasar Utama

Indonesia hadapi ancaman spam terbesar ke-6 di dunia.

IPO di Nasdaq, Truecaller Bidik Indonesia Jadi Pasar UtamaIlustrasi aplikasi Truecaller. (Truecaller)
15 October 2021

Jakarta, FORTUNE - Setelah 12 tahun menawarkan solusi pendeteksi panggilan dan pesan singkat spam, akhirnya Truecaller resmi melantai di bursa Nasdaq Stockholm. Bukan hanya itu, perusahaan juga mencatatkan ratusan juta pengguna aktif secara global.

Aplikasi berbasis di Swedia itu memungkinkan Anda berkomunikasi dengan aman dan efisien lewat layanan identifikasi penelpon, deteksi spam, serta solusi komunikasi lain. Bukan hanya untuk 280 juta pengguna individu, melainkan juga 500 klien korporasi.

“Hari ini (Selasa, 12/10) menandai tonggak bersejarah bagi Truecaller,” ujar CEO Truecaller, Alan Mamedi, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (15/10). “Nami dan saya berharap dapat melanjutkan momentum perjalanan pertumbuhan Truecaller bersama dengan pemegang saham lama dan baru,” imbuhnya.

1. Harga IPO Truecaller

Ketika melantai di bursa, Truecaller menawarkan saham seharga 60 Krona Swedia (sekitar Rp97.631) per lembar. Berdasar keterangan resmi perusahaan, harga tersebut meningkat 15,4 persen sehingga kapitalisasinya menyentuh US$2,5 miliar (lebih dari Rp35 triliun).

Lewat sesi IPO itu, Truecaller menjajakan 53.414.532 saham Kelas B, 19.230.770 di antaranya merupakan saham Kelas B yang baru terbit dan 34.183.762 lainnya khusus bagi pemegang saham lama, antara lain para pendiri Alan Mamedi dan Nami Zarringhalam, Sequoia Capital India, Atomico, dan Kleiner Perkins.

2. Capaian Truecaller

Berdiri sejak 2009, Truecaller kabarnya telah membekukan miliaran panggilan spam. Menurut laporan perusahaan Year in Calling, platform itu sukses mengidentifikasi dan memblokir 31,3 miliar panggilan spam secara global.

Mengacu pada data lembaga analisis performa aplikasi seluler—AppAnnie—Truecaller berhasil masuk ke peringkat tiga teratas dalam daftar aplikasi komunikasi terbaik di Mesir dan Israel. Aplikasinya juga masuk ke peringkat 10 besar di 20 negara, seperti Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan, dan Nigeria.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.