Kode Broker Tampak di Instagram Putri Tanjung, Ini Respons BEI
Putri mengunggah foto dengan Chairul Tanjung di Instagram.
Jakarta, FORTUNE - Unggahan Putri Tanjung di Instagram membuat investor di ruang maya bertanya-tanya. Sebab, fotonya dengan sang ayah, Chairul Tanjung itu menampilkan papan informasi saham Allo Bank yang turut memuat kode broker.
Padahal, PT Bursa Efek Indoneisa (BEI) telah menutup informasi kode broker sejak Desember 2021. Sejumlah investor ritel di media sosial, seperti Twitter, Telegram, dan Instagram akhirnya kebingungan.
Pengguna berinisial lvl***a***an yang meninggalkan komentar di unggahan Putri yang berbunyi, “Kok buyer dan seller tampak yaa?”
Begitu juga dengan warganet di Twitter dengan nama pengguna @pr*****r_***am. Cuitannya sudah di-retweet 666 kali dengan 334 kutipan, serta 3.190 jumlah suka.
Lantas, bagaimana penjelasan BEI mengenai fenomena tersebut?
Sempat Ada Umpan Data yang Belum Ditutup
Kepada Fortune Indonesia, tim komunikasi bursa mengatakan sempat ada umpan data (datafeed) yang belum ditutup di area Main Hall—tempat Putri dan Chairul Tanjung berfoto. “Selama pandemi, Main Hall memang jarang terpakai,” kata BEI, Kamis (13/1).
Namun, masalah itu sudah ditangani. Tim multimedia BEI telah menutup kode broker di area Main Hall tersebut.
Manfaat Penutupan Kode Broker?
Kepala Unit Analisis Bisnis BEI, Rony Suniyanto dalam saluran Youtube Mirae Asset mengatakan, penutupan kode broker bertujuan menjaga investor serta menekan praktik herding behaviour di antara investor bursa.
Herding behavior adalah fenomena saat satu investor mengambil keputusan dengan mengikuti strategi investor lain. Fenomena ikut-ikutan itu berisiko bagi volatilitas harga saham serta portofolio pemegang modal.
BEI memutuskan menutup kode broker setelah melakukan studi terhadap bursa-bursa internasional yang sudah lebih dulu mengaplikasikan hal itu. Harapannya, kebijakan itu bisa memperkuat aspek perlindungan investor, peningkatan likuiditas perdagangan efek, serta turunnya ketimpangan antara bid dan ask.
“Jadi lebih mengarahkan investor memakai analisis teknikal dan fundamental dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi,” kata Head of Compliance, Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hafidzan Adzani.