Kredit BTN Naik 8,16% di Q1 2023, KPR Subsidi Mendominasi
Laba BTN naik 3,43 persen jadi Rp801 miliar di Q1 2023.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) membukukan kredit dan pembiayaan sebesar Rp300 triliun di kuartal I 2023, naik 8,16 persen (YoY) dari Rp277,13 triliun.
Kontribusi kredit perumahan masih mendominasi, yakni sejumlah Rp264,57 triliun. Dari capaian itu, KPR Subsidi masih yang terbesar, yakni Rp148,65 triliun, naik 10,90 persen (YoY) dari Rp134,04 triliun. Sementara itu, KPR Non-Subsidi naik 5,37 persen (YoY) dari Rp84,28 triliun menjadi Rp88,81 triliun.
“Kami memacu kredit dengan begitu memperhatikan prinsip kehati-hatian. Maka dari itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) terus membaik, dengan NPL Gross di level 3,54 persen, turun dari sebelumnya, 3,6 persen,” kata Direktur Utama BBTN, Nixon LP Napitupulu, dikutip Kamis (27/4).
Dari segi dana pihak ketiga (DPK), jumlahnya meningkat 10,01 persen (YoY) menjadi Rp319,60 triliun dari sebelumnya Rp290,53 triliun. Dari angka tersebut, dana murah atau CASA-nya berjumlah Rp166,80 triliun, melonjak 30,05 persen (YoY).
Berkat pencapaian tersebut, BTN mencatatkan laba bersih senilai Rp801 miliar, naik 3,42 persen (YoY) dari Rp774 miliar. Perihal aset, nilainya berjumlah Rp401,50 triliun, naik 9,25 persen (YoY) dari Rp367,51 triliun.
Sayangnya, net interest margin (NIM) BBTN pada kuartal pertama 2023 tercatat terkoreksi 78 basis poin dari 4,29 persen menjadi 3,51 persen. Adapun, pada RUPS Maret lalu, perseroan mengaku akan tetap menjaga NIM di kisaran 4–4,4 persen. “Perseroan memiliki beberapa produk kredit bermargin tinggi, yakni KPR BTN Subsidi Selisih Bunga (SSB),” demikian dikutip dari keterbukaan informasi.
Kinerja BTN Syariah
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis konvensional, laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN (BTN Syariah) juga melonjak sekitar 40 persen (YoY) dari Rp75,41 miliar menjadi Rp105,15 miliar.
Itu berkat pembiayaan syariah yang bertumbuh 15,52 persen (YoY) menjadi Rp32,63 triliun dari Rp28,24 triliun. Total DPK BTN Syariah adalah Rp35,63 triliun, tumbuh 27,29 persen (YoY) dari Rp27,99 triliun. Dengan capaian tersebut, aset BTN Syariah berhasil tumbuh 24,53 persen (YoY) menjadi Rp46,52 triliun dari Rp37,35 triliun.
Optimistis dengan 2023, BTN siapkan empat strategi
Pada 2023, BBTN membidik laba bersih bertumbuh 10 persen (YoY) menjadi sekitar Rp3,3 triliun. Perseroan pun menargetkan kredit dan pembiayaan serta DPK bertumbuh 8–10 persen, sedangkan NPL gross diharap pulih ke level 3 persen di penghujung tahun. Nixon optimistis target tersebut dapat tercapai, melihat hasil kinerja perseroan di kuartal pertama.
Kendati demikian, perseroan tetap harus menghadapi tantangan ekonomi makro dan adaptasi akan digitalisasi bisnis tahun ini. Dus, ada empat fokus area strategi perseroan sepanjang 2023.
Pertama, rencana bisnis kredit guna mengoptimalkan porsi pada program perumahan nasional. Target penyaluran KPR Subsidi mencapai 171.200 unit. Perseroan juga akan mengembangkan produk dan skema KPR untuk milenial dengan target KPR Non Subsidi sejumlah 54.500 unit, serta berekspansi pada segmen UMKM melalui optimalisasi porsi BTN pada penyaluran KUR.
Kedua, rencana bisnis pendanaan, yang menargetkan akuisisi payroll nasabah lembaga demi mendongkrak DPK ritel, mengembangkan bisnis wholesale banking sebagai sumber pertumbuhan CASA dan fee based income, serta melakukan recomposition wholesale funding demi menekan blended cost of fund.
Ketiga, perseroan juga akan mengembangkan digital banking melalui ekspansi ekosistem perumahan berbasis digital–seperti BTN Properti, BTN Properti for Developer, Smart Residence, dan eMitra–serta meningkatkan transaksi digital lewat peluncuran BTN Mobile.
Terakhir, BTN akan menjadi enabler dengan menyentralisasi proses back-end guna memperkuat efisiensi operasional dan melanjutkan perbaikan proses perkreditan, khususnya untuk segmen komersial dan UMKM.
“Digitalisasi yang semakin kuat juga menjadi isu strategis bagi Bank BTN dalam mencapai target bisnis di tahun 2023. Pasca pandemi, tren digitalisasi tetap tinggi dengan fokus area pada fleksibilitas, kecepatan dan keamanan,” kata Nixon.