Lippo Cikarang Bidik Prapenjualan Rp1,4 T, Ini Strateginya
Target Lippo Cikarang itu naik hampir 14% dari 2021.
Jakarta, FORTUNE - Entitas usaha Lippo Group, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), membidik prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp1,4 triliun. Target tersebut meningkat 14 persen dari realisasi prapenjualan perseroan sepanjang 2021.
Berdasarkan keterbukaan informasi, target prapenjualan LPCK tahun ini 60 persen disokong oleh penjualan rumah tapak atau segmen residensial. Untuk mencapai targetnya ini, LPCK akan menjaga momentum prapenjualan dengan meluncurkan klaster rumah tapak terjangkau baru di Waterfront Estates.
Setelah itu, perseroan bakal mendorong penjualan produk komersial guna menopang penjualan produk residensial baru di area tersebut. Oleh karenanya, perusahaan juga akan merilis produk komersial baru, serta mengembangkan dan menjalankan strategi segmentasi industri.
“Kami akan menjaga keunggulan operasional, memperbaiki tata kelola dan transparansi,” tulis manajemen, dikutip Kamis (7/4).
Capaian LPCK pada 2021
Sepanjang 2021, LPCK membukukan prapenjualan senilai Rp1,23 triliun; tumbuh 21 persen (YoY) berkat kenaikan permintaan properti rumah tapak, properti komersial dan tanah industri.
Meskipun kebijakan PPKM membatalkan peluncuran megah klaster baru Waterfront Estates sehingga terjadi penurunan prapenjaulan 23 persen (YoY), penjualan akumulatif segmen lain justru melesat 97 persen (YoY).
Dengan memperhatikan protokol kesehatan, pembangunan bahkan terus berjalan. Hasilnya, hingga Desember 2021, 93 persen unit di dua klaster pertama Waterfornt, yakni Silvercreek dan Riverside, telah menunaikan serah-terima. Sementara klaster Travertine diproyeksi rampung tepat waktu.
Dari segi bisnis, LPCK berhasil membalikkan kerugian Rp3,6 triliun pada 2020 menjadi untung Rp140 miliar pada 2021. CEO Lippo Karawaci Tbk (LPKR), John Riady, optimistis industri properti bakal kian cerah pada 2022 berkat pencapaian pada 2021. Hal itu tergambar dari terus membaiknya tingkat prapenjualan secara tahunan.