Menggali Prospek PTPP Di Tengah Proyek IKN dan KIT Batang
PTPP diproyeksi kantongi pendapatan Rp20,4 T di 2023.
Jakarta, FORTUNE - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) diproyeksi mengantongi pendapatan senilai Rp20,4 triliun dan laba bersih Rp332 miliar pada 2023. Perseroan pun akan memperoleh sumber pendapatan baru: Ibu Kota Negara (IKN) dan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.
Khusus kinerja sepanjang 2022, Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Arief Budiman memproyeksikan target kenaikan pendapatan PTPP Rp18 triliun (+10 persen, YoY) bisa dicapai, tapi target laba bersih senilai Rp345 miliar (+30 persen, YoY) tampaknya belum bisa diraih. Sebab, ia memotong proyeksi laba bersih menjadi Rp278 miliar.
Kendati demikian, melalui riset, ia menilai PTPP berada di kondisi lebih baik dari para peers. Itu didukung oleh margin kotor 13,5 persen per akhir September tahun lalu, sedangkan para peers masih di kisaran 8,6 persen sampai 11,8 persen.
Adapun, pada 2022, PTPP mengantongi kontrak baru bernilai Rp31,2 triliun, melonjak 47 persen (YoY). Itu sudah melebihi perkiraan Arief, yakni Rp26 triliun. Katalisnya, kontrak baru yang perseroan dapatkan pada November–Desember 2022, yang bernilai Rp11,9 triliun.
Sumber pertumbuhan baru bagi PTPP
Ke depan, pertumbuhan PTPP dapat ditopang oleh pembangunan di IKN. Pemerintah pun telah menganggarkan Rp392 triliun, lebih tinggi 5 persen (YoY), untuk infrastruktur 2023.
Salah satunya untuk membangun perumahan di IKN. Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan Keputusan Presiden (Keppres) ihwal relokasi Kawasan Inti Pemerintah Pusat (KIPP) ke IKN, yang akan berlangsung pada paruh pertama 2024 atau sebelum pemilu berikutnya.
Secara historis, saat dana infrastruktur naik, capaian kontrak baru empat perusahaan konstruksi turut meningkat. “Ini akan mempercepat pengembangan IKN dan kami harap juga menjadi katalis positif yang cukup kuat bagi perusahaan konstruksi, mengingat lebih banyak kontrak yang akan ditenderkan,” kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Sia Nawir, Jumat (24/2).
Selain itu, pendapatan kuat lain juga berasal dari pengembangan KIT Batang. Lewat entitas asosiasi, PT Kawasan Industri Terpadu Batang, PTPP tengah mempercepat proses pengembangan area tersebut.
Kendati demikian, PTPP juga dibayangi oleh risiko pengetatan likuiditas dari obligasi yang jatuh tempo pada Juli 2023. “Peningkatan alokasi belanja modal dan divestasi aset dapat membantu mengurangi pengetatan itu,” kata Sia Nawir.
Adapun, Mirae Asset Sekuritas Asia memangkas target harga dari Rp1.050 per saham menjadi Rp800 per saham. Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas membidik target harga Rp870 dengan metode valuasi P/E 18,5 kali.