Multi Spunindo Jaya Bangun Pabrik, Biaya hingga US$7 Juta
Multi Spunindo Jaya baru saja IPO pada 10 Januari.
Jakarta, FORTUNE - PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) akan membangun pabrik untuk lini produksi SAP Sheet. Investasinya sekitar US$6 juta-US$7 juta atau sekitar Rp93,41 miliar-Rp109,05 miliar.
Pembangunan baru dimulai pada kuartal kedua 2024. “Jadi, mungkin di akhir dari kuartal keempat mungkin sudah bisa selesai,” kata Direktur Utama Multi Spunindo Jaya, Sasongko Basuki setelah seremoni pencatatan saham perdana (IPO) di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (10/1).
Pabrik itu akan dibangun di land bank perseroan seluas 14.000 meter persegi yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur yang sudah disiapkan oleh perseroan. Kapasitasnya sekitar 20.000 ton.
Ihwal investasi, sebagian akan berasal dari hasil IPO, yakni maksimal Rp26,47 miliar.
Pada 2024 sendiri, perseroan membidik pertumbuhan pendapatan 15 persen (YoY). “Labanya mungkin akan linear ya dengan itu. Tapi kami juga akan melihat perkembangan. Karena kita lihat situasi di dunia ini pada dasarnya agak kurang stabil ya,” ujarnya.
Hal itu karena adanya perang di Timur Tengah sehingga biaya-biaya akan naik. Sebab, MSJA tak hanya bergerak di pasar domestik, tapi juga internasional. Ekspornya sudah menjangkau wilayah Eropa, Amerika, dan Asia Selatan. Namun, pasar domestik masih mendominasi pangsa pasar perseroan.
“Permintaan secara domestik selama ini kelihatannya masih cukup kuat,” kata Sasongko.
Multi Spunindo Jaya adalah produsen non-woven sheet yang digunakan sebagai bahan baku di berbagai sektor. Dari kesehatan (pembalut, popok, masker, dan lainnya), otomotif, konstruksi, hingga agrikultur.
IPO MSJA dan rencana penggunaan dana
Adapun, MSJA telah menawarkan 882,35 juta saham atau 15 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan harga penawaran Rp300 per saham, maka perseroan beroleh dana senilai Rp264,7 miliar.
Secara terperinci, 40 persen dari dana IPO akan digunakan sebagai belanja modal. Berikut ini detailnya:
- 75 persen untuk pembelian mesin SAP Sheet beserta utilitasnya. Tujuannya, menambah lini produksi baru di perseroan. Estimasi biayanya maksimal Rp79,41 miliar. Rencana pembelian ini selambat-lambatnya dilakukan di kuartal keempat 2024.
“[Kapasitas produksi] kami 54.000 ton yang sudah terpasang sebelum. Kira-kira bertambah 20 persen lagi,” kata Sasongko.
- 25 persen untuk pembangunan gedung pabrik lini produksi SAP Sheet.
Sementara itu, 30 persen dari dana IPO diperuntukkan sebagai modal kerja. Termasuk untuk pembiayaan kebutuhan operasional perseroan seperti pembelian bahan baku serta pembiayaan kegiatan operasional, gaji karyawan, pemasaran, dan lain-lain.
Lalu, sisa 30 persen lagi akan digunakan untuk pembayaran seluruh dan sebagian pinjaman bank untuk fasilitas modal kerja ke Bank Mandiri.